Rengat (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Indragiri HuluEvy Irma Junita M mengatakan masyarakat mengeluhkan adanya kelangkaan minyak goreng di sejumlah pasar tradisional dan toko-toko, Rabu.
Keluhan itu sudah direspon pemerintah setempat dengan berbagai berbagai upaya yang sudah dilakukan, namun belum bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng.
"Kami sudah turun ke pasar, koordinasi dengan pihak provinsi, meminta pedagang tetap dengan harga standar," kata Evy Irma Junita di Rengat, Rabu.
Bahkan, pihaknya juga menggelar pasar murah di sejumlah lokasi, seperti Pasar Rakyat Rengat, Japura dan Lirik untuk mengatasi kelangkaan komoditas itu.
Disperindag Inhu juga sudah berdialog dengan pihak distributor, agen minyak goreng, dan menurut mereka, kelangkaan terjadi menyeluruh karena stok minim, walaupun sudah ada dua distributor yang merupakan pemasok utama ke Inhu.
"Dampaknya adalah harga tinggi namun masyarakat tetap susah mendapatkan minyak goreng," ujarnya.
Namun demikian, Plt Kepala Dinas Perindag Inhu Evi Irma Junita M selalu aktif meninjau ke lapangan danmeminta agar pedagang, distributor tidak menaikkan harga, tetap pada harga standar karena akan merugikan warga.
Harga standar saat ini Rp14 ribu per liter, namun ada di sejumlah pasar yang mematok harga hingga Rp18 ribu per liternya. Tentunya, pemerintah tidak akan tinggal diam, pengawasan tetap berlanjut hingga menghubungi ke provinsi untuk mencari solusinya.
"Masyarakat harus tetap bersabar, kelangkaan biasanya tidak terlalu lama, jika semua pihak berperan aktif," pintanya.
Indragiri Hulu masuk krisis minyak goreng
"Kelangkaan minyak goreng sudah menyeluruh, masyarakat harus tetap sabar, pengawasan akan terus dilakukan"