Meranti Expo: 5.000 Pengunjung Nikmati Makanan Dari Sagu

id meranti expo, 5000 pengunjung, nikmati makanan, dari sagu

Selatpanjang, (antarariau.com) - Sebanyak 5.000 pengunjung menikmati makanan dari sagu yang bahan baku sagunya berasal dari Bengkalis untuk mengkristalkan sebagai daerah penghasil sagu dan diversifikasi produk.

Makanan berbahan baku beras tidak semestinya dikonsumsi terus menerus, karena mengandung karbohidrat tinggi yang berdampak pada munculnya berbagai penyakit dan obesitas.

Hal itu dipahami betul oleh Pemkab Meranti dengan menggagas kegiatan sehari tanpa nasi dan mengganti dengan kuliner terbuat dari sagu.

Tamu yang hadir pada acara Meranti Expo disuguhi kuliner tradisionil melayu yang terbuat dari bahan sagu seperti gobak sagu, lempeng, kepurun maupun spolet, lepat, kue lempar hingga bubur.

"Ini bagian dari program kampanye sehari tanpa nasi serta upaya melakukan diversifikasi pangan," kata Kabag Humas Setdakab H Yulizar Marhamin dalam jumpa pers bersama Asisten I Setdakab Drs Iqaruddin MSi, selaku Ketua Umum Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Meranti ke-4 dan sejumlah panitia kegiatan lainnya,

Untuk keperluan tersebut panitia bersama Dinas Pertanian Peternakan dan Kesehatan Hewan (Distannak) Meranti, akan memberikan kesempatan kepada 5.000 pengunjung untuk menikmati sembilan jenis makanan sagu tersebut.

Hal senada juga disampaikan Kadistanak Meranti Julian Norwis, kepada wartawan. Menurutnya, sepuluh jenis makanan tradisional sagu ini memang sudah dipersiapkan sebagai langkah awal Pemkab Meranti mempromosikan sagu sebagai salah satu sumber bahan makanan selain beras.

Dengan program ini, diharapkan makanan tradisional dari sagu, tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat Meranti, tapi bisa mendunia.

"Seluruh aneka makanan tradisional sagu akan bisa ditemukan di Meranti Expo. Para pengunjung diberikan kesempatan untuk menikmati sepuasnya, tanpa harus bayar,’’ sebut Julian Norwis.

Dijelaskan Julian, sagu juga bisa dijadikan mie instan dengan proses pengolahan yang sehat dan halal. "Kita memiliki pohon sagu dan tanaman ini mudah dikembangkan. Sudah sepantasnyalah kegiatan mengganti makanan berbahan baku beras dengan sagu dilakukan sebagai upaya penganekaragaman kuliner daerah," ujarnya. (Erick Afnando)