Dumai (antarariau.com) - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Dumai, Provinsi Riau terjadi hampir setiap bulannya dengan rata-rata sembilan kasus, menyusul cuaca yang tidak menentu dan peralihan dari musim hujan ke panas.
Kepala Dinas Kesehatan Dumai, Marjoko Santoso mengatakan, musim pancaroba yang terjadi dalam dua bulan belakangan ini telah mengakibatkan sedikitnya 9 kasus DBD setiap bulan.
"Namun sejauh ini belum ada yang meninggal dunia dan pemerintah terus lakukan sosialisasi dan kegiatan pembagian bubuk abate maupun pengasapan," sebut Marjoko, Selasa.
Marjoko telah mengantisipasi petugas pelayanan medis agar melakukan tindakan sesuai prosedur standar pelayanan terhadap pasien yang terkena DBD ini agar diberikan penanganan yang tepat.
Penanganan secara umum yang dilakukan pihaknya melalui bubuk abate maupun fogging tidak terlalu ampuh, melainkan harus dengan budaya dan perilaku hidup sehat masyarakat.
"Usaha yang ampuh memberantas perkembangan jentik nyamuk penyebab demam berdarah ini ialah hidup bersih dan sehat serta menggalakkan 3 M plus, yaitu menguras, menutup dan menimbun," terangnya.
Menurutnya, selain itu, hendaknya masyarakat di lingkungan masing-masing mengaktifkan gotong royong massal membersihkan sampah dan drainase yang tersumbat serta memastikan tidak ada wadah yang dapat menampung air.
Satu temuan DBD terjadi di Kelurahan Simpang Tetap Darul Iksan, Kecamatan Dumai Barat dengan korban Helvia Rosa Cahyanti (14) warga Jalan Meranti Laut yang telah tiga hari dirawat di salah satu praktik medis.
Kepada pemerintah kota, Suhadi, abang korban meminta agar segera dilakukan pengasapan di wilayah pemukiman tempatnya tinggal.
"Pemerintah harus cepat merespons masalah ini dan kami sebagai masyarakat berharap dinas terkait dapat melakukan fogging," jelas Tutik. ***3***