Kebringasan Remaja, Wabah Texas Misi "Impossible"

id kebringasan remaja, wabah texas, misi impossible

Kebringasan Remaja, Wabah Texas Misi "Impossible"

Seluruh media di Tanah Air akhir-akhir ini begitu gencar memberitakan sebuah peristiwa menyedihkan. Bukan malah menoreh prestasi, kalangan pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa ini justru asyik dengan huru-hara.

Kebringasan remaja dimana-mana, mewabah seperti serangan sifilis yang melanda Texas, Amerika Serikat sejak kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Otoritas penegak hukum Tanah Air hingga kalangan petinggi negara ini begitu diresahkan atas aktivitas kalangan pelajar yang tak biasa ini, mulai dari tawuran sesama, hingga kebringasan di jalanan yang menyebabkan banyak korban berjatuhan.

Jika harus digambarkarkan, siapa sangka, bayangan kesedihan ini nyaris sama dengan yang dirasakan otoritas birokrat AS dalam mengadapi wabah sifilis. Penyakit kelamin ini telah melanda Houston dan Harris County di negara bagian Texas, Amerika Serikat dalam kurun waktu yang tidak singkat.

Bahkan, situasi tersebut dianggap darurat dimana departemen kesehatan Houston melaporkan adanya peningkatan hampir 100 persen kasus baru sifilis yang menular selama tujuh bulan pertama di tahun 2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, demikian laporan situs The Houston Chronicle.

Aksi huru-hara berbentuk tawuran sesama kalangan pelajar sepertinya telah menjadi wabah tren yang begitu digemari kalangan ini. Benyebabnya, bisa dikarenakan beberapa faktor seperti diungkapkan sejumlah ahli psikologis terkemuka, yakni minimnya perhatian, moral yang rendah, hingga tidak adanya sistem yang mengatur langkah-langkah para kawula ini.

Bicara soal moral, tentu tidak hanya berkaitan dengan seks bebas seperti yang terjadi di Texas. Moralitas merupakan bentuk berbuatan nyata dalama keseharian bermasyarakat.

Ketika kerendahan moral melanda suatu kalangan, menurut psikolog, maka yang terjadi adalah sebuah gejolak negatif. Bisa berbentuk pergaulan bebas, atau huru-hara bahkan kecanduan mengkonsumsi narkoba.

Gejolak minim moral tersebut kini telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Disebut wabah, hal itu karena tidak terjadi sekali saja, bahkan berulang di sejumlah lokasis terpisah. Mau bukti...!

Tawuran terjadi pada Senin (24 September 2012) antara siswa SMA Negeri 6 dengan SMA Negeri 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, mengakibatkan satu tewas dan dua luka.

"Korban tewas berinisial AS," kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Wahyu Hadiningrat di Jakarta.

Wahyu mengatakan korban AS terkena bacokan senjata tajam pada bagian dada, sedangkan dua orang lainnya terluka pada pada bagian jari tangan dan pelipis yang diduga terkena lemparan batu.

Korban tewas maupun luka sempat dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Jakarta Selatan.

Wahyu menjelaskan awalnya sekitar 15 orang siswa yang diduga berasal dari SMAN 6 Jakarta Selatan, keluar sekolah dan hendak latihan olahraga menuju Tugu Taman.

Kemudian, puluhan siswa SMAN 70 Jakarta Selatan, menyerang murid SMAN 6 dengan menggunakan berbagai peralatan senjata tajam.

Bukti bahwa kerendahan moral telah melanda kalangan pelajar, peristiwa sama juga kembali terulang dan merenggut korban jiwa.

Denny Januar, pria 17 tahun yang merupakan siswa kelas XII jurusan IPS, SMA Yayasan Karya 66 (Yake) Jakarta, tewas dalam tawuran antara sekolahnya dan SMK Kartika Zenith. Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal Ajun Komisaris Riftazudin, Denny tewas karena terkena sabetan celurit di dada sebelah kiri.

Sejumlah seumber menyebut, tawuran itu terjadi pada tanggal 26 September 2012 sekitar pukul 13.30 WIB di putaran Minangkabau, Jalan Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Saat itu, sekitar 20 orang dari SMK Kartika Zenith turun dari metromini 61 jurusan Manggarai-Kampung Melayu. Kemudian, di saat yang bersamaan, 15 orang dari SMA Yake turun dari metromini 62 jurusan Pasar Minggu-Manggarai, tepat di depan Masjid Baiturrahman.

Mereka langsung terlibat tawuran sekitar 15 menit sebelum akhirnya pelajar SMA Yake mundur dan lari karena merasa jumlahnya lebih sedikit. Saat melarikan diri itu, Denny kena sabet celurit.

SMK Kartika Zenith terletak di Matraman, Jakarta Timur. Begitu juga SMA Yayasan Karya 66, terletak di Jakarta Timur, tepatnya di Kampung Melayu. Mau bukti lagoi...!

Geng Motor

Kawanan geng motor yang didominasi kawula muda dan pelajar di Pekanbaru, Riau, akhir-akhir ini terus meresahkan masyarakat. Terlebih, aksi-aksi kawanan geng motor tersebut akhir-akhir ini telah "membabi buta". Kebrutalan komunitas yang bangga dengan predikat geng motor ini telah berulang memakan korban luka-luka.

Seperti Manto (30), warga Sigunggung, Labuh Baru bersama temanya Yogi (19) warga Damai Langgeng. Kedua terbukti telah menjadi korban pemukulan kebringasan anggota geng motor pada Sabtu (29/9) dinihari.

Selain kedua korban tersebut, anak-anak geng motor sebelumnya juga telah melukai sejumlah masyarakat pengguna jalan lainnya.

Ivan (22) adalah warga Jalan Suka Karya-Kualu Pekanbaru yang mengalami luka di kepalanya akibat sabetan benda tajam dari kawanan geng motor. Ivan masih beruntung karena berhasil melarikan diri dan dilarikan ke Rumah sakit Bhayangkara, Pekanbaru.

Korban lainnya adalah Ferbryandi (20) warga Jalan Sukakarya. Saat korban melintas di depan Purna MTQ, mendadak kawanan geng motor meneriaki dan membacoknya dengan senjata tajam. Akibatnya, korban menderita luka di kedua kakinya, tangan dan punggung. Korban langsung diselamatkan warga setempat dan dibawa ke Rumah Sakit Eka Hospital, Pekanbaru.

Selain melakukan aksi penganiayaan, para komunitas geng motor juga bahkan melakukan perusakan terhadap sejumlah fasilitas umum yang berada di jalan-jalan perkotaan.

Selang satu pekan kemudian pada Oktober 2012, anggota Kepolisian Resort Kota Pekanbaru, Riau, berhasil meringkus kawanan geng motor yang diduga telah menganiaya beberapa korbanya. Bahkan seorang diantaranya yang diduga sebagai ketua kelompok geng motor "GN" terpaksa harus dihadiahi timah panas karena dianggap melawan petugas.

"Pria yang diindikasi sebagai ketua kelompok geng motor tersebut, yakni berinisial Wen (28), warga Pekanbaru," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar di Pekanbaru.

Kapolresta menjelaskan, Wen yang diduga sebagai otak pelaku atas keberingasan kawanan geng motor hingga menganiaya sejumlah warga itu ditangkap pada Senin (1 Oktober 2012) sekitar pukul 20.30 WIB di Jalan Pawon, Pekanbaru.

Tersangka, kata Kapolresta, terpaksa ditembak pada bagian betis setelah mencoba melawan petugas yang hendak menangkap lalu menggiringnya ke Markas Polresta Pekanbaru.

Bahkan, kata dia, saat disergap pelaku tengah membawa senjata tajam jenis pisau rambo sehingga cukup membahayakan bagi petugas.

Dari hasil penelusuran atas identitas pelaku Wen, demikian Adang, diindikasi pelaku ini juga merupakan seorang residivis atau pernah dihukum penjara setelah terbukti melakukan penjambretan.

Rentetan peristiwa "wabah" kerendahan moral di Tanah Air layaknya menjadi "PR" bagi bangsa ini untuk mampu memberikan sepenggal perhatian khusus terhadap para generasi muda.

Sudah saatnya, agen penyelamat merebut dan memusnahkan virus yang "mewabah" dikalangan tersebut, layaknya agen IMF (Impossible Mission Force) yang menangani sebuah tugas merampas sebuah virus penyakit hasil rekayasa genetik baru yang bernama "Chimera" beserta obat penawarnya, Bellerophon. ***1***

(T.KR-FZR)