Wanto Berharap Dapat Berhaji Dari Kambing

id wanto berharap, dapat berhaji, dari kambing

Wanto Berharap Dapat Berhaji Dari Kambing

Wanto (28), warga Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, begitu gigih bekerja merawat kambing-kambing milik majikannya, Galugu (52).

Seperti dokter yang melakukan perawatan terhadap pasien-pasiennya, laki-laki kelahiran Yogyakarta ini begitu sigap, meski hanya untuk kambing-kambing milik majikannya itu.

Siang itu, Rabu (3/10), sekitar pukul 10.00 WIB, Wanto terlihat sibuk dengan aktivitas merawat puluhan ternak kambing yang berada pada dua kandang berukuran besar. Mulai dari memberikan makanan, minuman, bahkan faktor kesehatan hewan-hewan itu pun menjadi hal yang utama bagi pria berambut ikal pendek ini.

Soal suntik menyuntik, diakuinya telah menjadi rutinitas yang selalu dilakukannya setiap hari demi kesehatan kambing-kambing milik sang majikan.

Wanto mengakui, bekerja sebagai penjaga dan perawat kambing milik Pak Galugu (sapaan majikannya-red) sudah dilakoninya sejak tiga tahun silam.

Lokasi peternakan tersebut berada tepat di depan Kantor Lurah Tangkerang Timur pada Jalah H Imam Munandar, Pekanbaru.

"Sudah sejak tiga tahun lalu saya bekerja di sini," kata Wanto yang ditanyai di sela kesibukannya mengurus hewan ternak di dalam kandang berukuran sekitar 3x10 meter itu.

Wanto tampak begitu memanjakan hewan ternak tersebut. Sesekali dia melakukan uji fisik dan kesehatan dengan memeriksa denyut jantung hingga kemaluan si kambing.

"Sudah menjadi kebiasaan dan saya senang saja melakukannya," kata dia.

Pria yang telah dianugrahi dua orang anak dari seorang istri ini mengakui begitu berharap dengan perayaan Lebaran Haji atau Idul Adha yang tidak lama lagi.

Biasanya, kata Wanto, saat Hari Raya Idul Adha, kebanyakan masyarakat akan berlomba-lomba untuk membeli kambing kurban guna disembelih saat hari puncak perayaan umat muslim itu.

"Harapannya, Lebaran Haji tahun ini bisa lebih banyak lagi masyarakat yang membeli kambing di sini. Biar bisa pulang kampung ketemu anak istri di Yogyakarta," katanya.

Biasanya, kata dia, kalau untuk pulang kampung selalu tercapai setiap tahun. Namun, Wanto memiliki cita-cita terpendam yang sampai saat ini belum tercapai.

"Saya ingin naik haji atau minimal umroh ke tanah suci. Uang hasil kerja saya sudah saya sisihkan sejak tiga tahun lalu, namun belum juga cukup," katanya.

Untuk itu, dia begitu berharap agar jelang Hari Raya Haji tahun ini pembeli meningkat hingga gaji yang dia dapat juga turut besar.

"Gaji saya hitungannya bagi hasil. Semakin besar jual beli maka gaji saya semakin besar," katanya.

Wanto mengakui untuk tahun ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana seluruh kembing yang akan diperjualbelikan untuk Hari Raya Idul Adha rata-rata didatangkan dari Lampung.

"Dari Lampung, kalau untuk korban kami pesan dari sana biasanya," katanya.

Untuk kambing yang ada sekarang, kata dia, merupakan jenis yang berbeda dan bukan untuk disembelih tiap perayaan Hari Raya Kurban.

Dia menguraikan setiap tahun biasanya majikan akan memesan sebanyak 150 ekor kambing dari Lampung untuk Hari Raya Korban.

"Biasanya per tahun jelang Idul Adha, bos memesan sebanyak 150 ekor kambing Lampung," katanya.

Tapi kalau dilihat, kata Wanto, tahun ini jumlah pembeli dari kalangan masyarakat menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

"Itu sih bukan harapan kami. Mudah-mudahan tidak dan mesyarakat lebih tinggi lagi minatnya untuk membeli kambing," katanya.

Memang, ujar Wanto, di tahun-tahun sebelumnya, biasanya kurang sebulan lagi Lebaran Haji sudah ada yang pesan. "Namun sekarang jelang sebulan lagi belum juga ada yang pesan," katanya.

Mudah-mudahan saja, kata dia, hal yang ditakutkan ini tidak terjadi karena begitu besar harapan di momen-momen seperti ini.

Wanto menjelaskan, saati ini pihaknya melalui distributor tetap yang ada di Lampung tengah berupaya mengumpulkan kambing punya petani di sana.

"Kalau persoalan harganya nanti, itu pun masih belum dapat dipastikan. Tergantung dari modalnya," kata dia.

Normalnya, kata dia, per ekor yakni Rp1,2 juta dengan bobot rata-rata 20 kilogram, sementara untuk yang berbobot di atas 28 kilogram, biasanya dijual seharga Rp1,6 hingga Rp1,8 juta per erkor.

"Harapan saya, harga kambing saat dipesan ke distributor masih sama seperti tahun sebelumnya. Karena kalau sempat naik, maka mempengaruhi modal bos," katanya.

Terkait dedngan pembeli, kata Wanto, pihaknya mengaku tidak begitu mengkhawatirkannya, mengingat dia telah punya langganan tetap yang selalu menelpon ketika membutuhkan kambing.

Sementara ini, kata dia, memang sudah ada pesanan kambing dari pelanggan, namun masih untuk kambing jenis etawa yang merupakan kambing perah.

"Untuk kambing jenis etawa ini, dijual dengan harga yang lebih tinggi. Yang betina Rp1,5 hingga Rp2 juta. Sementara untuk yang jantan seharga Rp3 bahkan hingga Rp4 juta per ekor," katanya.

Wanto mengakui sampai saat ini dia masih terus mengumpulkan uang dari buah kerja kerasnya di peternakan Pak Galugu, guna meraih mimpinya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.