Pandemi COVID-19 paksa roda pemerintahan dikendalikan dari tempat pengasingan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, corona

Pandemi COVID-19 paksa roda pemerintahan dikendalikan dari tempat pengasingan

Warga bersepeda dengan mengenakan masker saat hari bebas kendaaran bermotor pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (8/11/2020). (ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Dilihat dari titik awal pengumuman resmi pada 2 Maret, kurun waktu penyebaran "Covid Virus Disease 2019" (COVID-19) di Indonesia telah memasuki bulan ke-10 pada Rabu (2/12)

Menapaki bulan ke-10 ini, tampak nyata bahwa penyebaran COVID-19 semakin hari semakin menjadi-jadi. Angka kasus baru terus naik dan entah kapan akan berakhir.

Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan hingga 2 Desember 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah total penduduk Indonesia yang terkonfirmasi positif terpapar telah 549.508 orang. Angka itu setelah ada tambahan 5.533 orang terkonfirmasi positif.

Sedangkan pasien sembuh dari penyakit COVID-19 tercatat bertambah 4.001 menjadi 458.880 orang. Korban meninggal bertambah 118 orang menjadi total 17.199 orang.

DKI Jakarta masih menempati urutan pertama penyebaran virus dari Wuhan, China itu. Jumlahnya sempat landai beberapa bulan lalu, namun dalam beberapa bulan berikutnya melonjak lagi.

Pertambahan kasus positif di DKI Jakarta pada Rabu (2/12) sebanyak 1.166. Total kasus positif menjadi 139.085 dari sebelumnya 137.919.

Untuk pasien sembuh mencapai angka 126.163 setelah terjadi pertambahan 1.061 orang. Angka pasien sembuh sebanyak 126.163 tersebut adalah sekitar 90,7 persen dari kasus positif.

Di dalam jumlah total kasus positif sebanyak 139.085 kasus tersebut, 10.212 orang masih dirawat/diisolasi. Sedangkan 2.710 orang meninggal dunia atau 1,9 persen dari total kasus positif.

Beragam

Dari daftar orang yang meninggal akibat COVID-19 di DKI Jakarta berasal dari beragam profesi; ada dokter dan paramedis hingga pejabat di birokrasi pemerintahan. Tentu saja ada warga biasa.

Terakhir kabar duka kembali mencuat. Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur Ade Yulia Narun meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19 pada Selasa (1/12).

Ade Yulia meninggal dunia pada Selasa sekitar pukul 22.00 WIB di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Jenazah Ade Narun telah dimakamkan di Pemakaman Pondok Ranggon secara langsung oleh petugas dari RSKD Duren Sawit.

Meninggalnya Ade Yulia Narun telah menambah daftar kalangan pejabat di lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang meninggal dunia akibat COVID-19.

Sebelumnya, pejabat Pemprov DKI yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 antara lain Sekretaris Daerah Saefullah, Lurah Meruya Selatan Ubay Hasan, dan Camat Kelapa Gading.

Begitu juga di dalam daftar orang yang masih dirawat juga memiliki beragam profesi. Juga ada sejumlah tokoh dan tentu saja warga ibu kota.

Mereka menjalani perawatan di rumah-rumah sakit, baik perawatan intensif maupun isolasi. Selain itu, isolasi mandiri.

Terus bertambahnya kasus positif di DKI Jakarta menunjukkan bahwa penyebaran virus corona belum terkendali. Pemerintah daerah bersama seluruh jajaran terkait masih harus berjuang keras untuk mengatasinya bersama masyarakat.

Wagub Positif

Virus ini menyerang siapa saja dan tidak pandang bulu. Bahkan terhadap orang yang selama ini menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Pada Ahad (29/11) Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tiba-tiba mengumumkan bahwa dirinya terkonfirmasi positif terpapar COVID-19. Saat ini tengah menjalani isolasi mandiri.

Dia tes usap pada Jumat (27/11) dan hasilnya menunjukkan positif COVID-19. Namun kondisinya tetap dalam keadaan baik.

Pria biasa disapa Ariza itu menjalani isolasi mandiri sesuai prosedur kesehatan yang telah ditetapkan WHO. Yakni setiap pasien terkonfirmasi positif COVID-19 wajib melakukan isolasi mandiri dan tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan.

Dia sebelumnya melakukan dua kali tes usap (PCR test), yaitu pada Kamis (26/11) dengan hasil negatif. Kemudian dilanjutkan tes yang sama pada Jumat (27/11) dengan hasil terkonfirmasi positif.

Berdasarkan hasil dari "contact tracing" Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Riza terkonfirmasi positif COVID-19 karena tertular dari staf pribadinya yang sebelumnya tertular dari lingkungan keluarga staf tersebut.

Riza berharap dengan adanya kasus konfirmasi positif COVID-19 ini, warga Jakarta untuk semakin meningkatkan disiplin protokol kesehatan dalam 3M, yaitu Menggunakan masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan.

Anies Juga

Setelah wagub terkonfirmasi positif, giliran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan proaktif melakukan tes usap. Itu dilakukan karena dia sempat kontak dekat dengan Ariza.

Pada Rabu (25/11) Anies telah melakukan tes usap PCR rutin dan saat itu hasilnya juga negatif. Pada Ahad (29/11), usai Wagub Ariza dinyatakan positif COVID-19, Anies juga melakukan tes usap antigen dan hasilnya negatif.

Pada Senin siang (30/11), Anies melaksanakan tes usap PCR di Balai Kota DKI Jakarta. Dia dinyatakan positif COVID-19 berdasar hasil tes usap PCR yang keluar pada Selasa dini hari (1/12).

Anies kemudian mengonfirmasi bahwa dirinya positif terpapar COVID-19 dalam sebuah rekaman video. Saat ini kondisinya dalam keadaan baik dan tanpa gejala.

Anies menyebutkan kondisinya saat ini agar menjadi perhatian bahwa COVID-19 bisa menjangkiti siapa saja. COVID-19 bisa mengenai siapa saja, maka kehati-hatian harus terus dijaga.

Anies memutuskan menjalani isolasi mandiri. Itu dilakukan di rumah dinas gubernur kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Isolasi mandiri dilakukan di tempat yang terpisah dengan keluarga. Di rumah dinas itu, Anies tinggal sendiri, sedangkan keluarganya tetap di kediaman pribadi di Lebak Bulus.

Meski dinyatakan positif dan tanpa gejala. Anies pun tetap memimpin rapat-rapat yang telah dijadwalkan.

Semua akan dilakukan secara virtual. Bukan hal baru bagi Anies dan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan rapat secara virtual.

Sejak Maret lalu jajaran Pemprov DKI Jakarta sudah terbiasa bekerja secara virtual dan tidak ada proses pengambilan kebijakan yang terganggu.

Tetap Normal

Bagaimana kegiatan pemerintahan di DKI Jakarta setelah gubernur dan wagub terkonfirmasi positif terpapar COVID-19? Apalagi keduanya kemudian menjalani isolasi mandiri?

Keduanya sedang menjalani isolasi mandiri yang berarti secara fisik tidak ada kontak langsung dengan siapapun, kecuali virtual. Apalagi Anies menjalaninya dengan hidup sendirian, seperti sedang menjalani pengasingan.

Karena COVID-19, Anies harus menjalani hidupnya seperti tawanan atau orang yang sedang menjadi tahanan rumah. Untuk sementara hidupnya harus terasing di tengah mulai ramainya ibu kota.

Dalam keadaan seperti itu, Anies memimpin provinsi yang sampai saat ini masih menjadi ibu kota negara. Tetapi dia memastikan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik tak terganggu.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) DKI Jakarta Sri Haryati menegaskan, meski sedang isolasi, Anies dan Ahmad Riza Patria tetap mengendalikan kegiatan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan juga tetap normal sesuai dengan rencana kerja masing-masing.

Komunikasi dengan Anies maupun Riza hingga saat ini tetap berjalan, khususnya laporan secara berkala terkait perkembangan pembahasan APBD 2021. Meskipun komunikasi dilakukan tanpa tatap muka, proses pembahasan APBD 2021 terus dilakukan secara intensif agar dapat selesai sesuai rencana.

Seluruh warga Jakarta diharapkan terus saling mengingatkan dan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.

Yang pasti, pelayanan harus berjalan baik dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan karena COVID-19 bisa menimpa siapa saja.

Baca juga: Pekanbaru perketat protokoler kesehatan antisipasi klaster perkantoran

Baca juga: Faktor usia dan komorbid, Gubri dan istri dirawat di rumah sakit


Oleh Sri Muryono