Pekanbaru (ANTARA) - Pahlawan tanpa tanda jasa masih sangat relevan dilekatkan pada identitas guru saat ini. Terutama melihat perjuangan mereka di pandemi COVID-19. Mereka tidak mengenal kata lelah untuk mencerdaskan anak bangsa. Mereka hanya berharap siswanya tetap mendapatkan hak belajar dan tumbuh menjadi manusia yang memiliki daya saing.
Pandemi COVID-19 memaksa seluruh siswa belajar di rumah. Semua sekolah, pondok, asrama, semua tutup total. Siswa dipulangkan ke rumah, guru serta ustadz juga harus dipulangkan ke rumah. Sebagian siswa tampak gembira karena menganggap ini liburan. Tetapi tidak demikian dengan guru, mereka mulai berpikir keras cara belajar dari rumah. Babak baru dimulai dalam dunia pendidikan.
Dalam perjalanannya, Kementerian Agama mulai menganjurkan untuk menggunakan aplikasi pembelajaran onlinealias daring. Dengan segera, semua guru membuat WhatsApp Group (WAG) sebagai media komunikasi awal. Nomor handphone yang tidak terdapat WhatsApp segera dikontak untuk memastikan semua siswa tergabung dalam WAG per kelas, per mata pelajaran.
Secara kilat, handphone guru penuh dengan WAG baru. Dan keluhan dari para siswa kemudian muncul. “Bu nomor yang ada WA-nya cuma ayah yang punya. Kami gak punya Bu cuma ada nomor HP biasa.”
Dan kemudian dengan bijak guru menjawab “Ya nak pake no ayah saja nanti ayah yang akan sampaikan tugas yang dikirim, yang gak punya WA akan ibu telpon menyampaikan tugas yang harus dikerjakan.”
Selanjutnya guru harus belajaraplikasi Google Classroom, Zoom Meeting, Jitsi dan platform pembelajaran lain yang mungkin sebelumnya asing bagi mereka. Peralihan pembelajaran manual menjadi berbasis teknologi membuat banyak guru yang stres. Tapi proses pembelajaran harus terus berjalan. Mau tidak mau, guru harus melawan keterbatasannya agar siswa tetap terpenuhi hak belajarnya.
Tantangan di lapangan
Saat melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh secara daring, sejumlah masalah pun muncul dari peserta didik atau wali murid antara lain jaringan susah dan bahkan harus naik ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal, tidak ada warnet yang buka dan Ayah suka kesal karena banyak sekali tugas yang sulit dilakukan di kampong (desa).
Daftar alasan di atas adalah yang paling sering diungkapkan siswa maupun wali murid kepada guru. Dan, kata sabar menjadi obat ampuh bagi para guru untuk menenangkan siswa maupun wali murid yang mulai bosan dengan belajar di rumah.
Selain dihadapkan dengan berbagai keluhan, guru juga harus memenuhi kewajiban mengajar. Pembelajaran yang seharusnya tuntas dalam 2x40 menit menjadi 3-4 jam untuk satu mata pelajaran. Itupun tidak semua siswa punya akses dan bisa bergabung.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengajar dua kelas hampir satu hari. Sementara pada pembelajaran biasa guru mengajar empat kelas dalam sehari bahkan lebih. Selain itu, guru masih harus menunggu hasil kerja siswa sebagai tagihan capaian pembelajaran.
Untuk mendapatkan sinyal jaringan yang kencang tak jarang guru harus bangun dini hari. Sekedar melihat respon siswa terkait tugas yang diberikan melalui Google Classroom. Mereka juga sering mendapati kenyataan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mengirimkan tugas sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Tantangan ini harus diterima dengan lapang dada. Tidak ada alasan untuk menyerah dengan keadaan. Memenuhi hak belajar siswa adalah tugas mulia yang harus ditegakkan. Selanjutnya, berharap semoga musibah ini cepat berlalu dan anak kembali ke sekolah, kembali pada keceriaan belajar seperti sediakala.
* Penulis adalah dosen UNRIdan fasilitator dosen Tanoto Foundation
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB