4.263 personel amankan aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Surabaya

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, demonstrasi

4.263 personel amankan aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Surabaya

Massa buruhberkumpul di depan mal Cito untuk melakukan aksi menolak Omnibus Law di Surabaya, Kamis (8/10/2020). (ANTARA Jatim/Willy Irawan)

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 4.263 personel gabungan dari TNI/Polri diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi massa Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur yang berlangsung di beberapa lokasi di Surabaya, Kamis.

Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Anton Elfrino Trisanto mengatakan ribuan personel gabungan itu akan disebar di beberapa titik vital yang dimungkinkan dilalui oleh massa demonstrasi.

Baca juga: 26 orang terluka akibat demonstrasi berujung rusuh di Lampung

"Personel gabungan menyebar mengamankan di titik Cito, Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, DPRD Jatim, kawasan industri Sier, Margomulyo, dan akses tol," ujar AKBP Anton.

Ketua Bidang Buruh dan Miskin Kota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Surabaya Habibus Shalihin mengatakan ada lebih dari 3.000 massa aksi terdiri dari gabungan 50 organisasi baik dari organisasi buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota.

Sasaran utama aksi adalah di depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo. Sementara titik kumpul ribuan massa akan dimulai dari Bundaran Waru sekitar pukul 10.00 WIB.

Tuntutan utamanya desakan kepada pemerintah dan DPR agar membatalkan Omnibus Law Cipta Kerja.

Massa aksi juga menggelorakan Mosi Tidak Percaya kepada Pemerintah dan DPR.

Sementara dari pantuan ANTARA di lapangan, massa dari berbagai kelompok buruh mulai memadati depan mal Cito Surabaya sejak pukul 10.00 WIB.

Ribuan massa membawa berbagai spanduk yang berisi penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja dan selanjutnya bergerak menuju Gedung Negara Grahadi dan Gedung DPRD Jatim di Surabaya.

Baca juga: Ribuan orang unjuk rasa ikuti demonstrasi Black Lives Matter di Seattle-AS

Baca juga: Ojek daring gelar aksi demonstrasi di DPR


Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan