Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Indonesia memproyeksikan bahwa Nissan Livina yang diproduksi secara lokal di Tanah Air dapat diekspor ke sejumlah negara Asia, meskipun pabriknya yang berada di Purwakarta, Jawa Barat telah ditutup.
Menurut Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Isao Sekiguchi, pihaknya tetap akan melakukan produksi Livina bersama aliansinya, Mitsubishi, di pabrik yang terletak di Cikarang, Jawa Barat.
Baca juga: Mengintip spesifikasi dan fitur baru yang dimiliki Nissan Ariya
"Memang sayang sekali Nissan harus setop memproduksi di pabrik kami (yang telah tutup) di Indonesia. Namun, bersama aliansi, kami akan terus memproduksi Nissan Livina," kata Sekiguchi kepada ANTARA, melalui wawancara eksklusif di Jakarta, Kamis (3/9).
"Kami telah berdiskusi dengan partner kami, Mitsubishi, membicarakan tentang potensi untuk melakukan ekspor Livina ke sejumlah negara Asia lainnya," ujarnya melanjutkan.
Sekiguchi memaparkan, ketika Nissan bisa melakukan ekspor mobil produksi Indonesia, secara langsung sudah menjadi kontribusi kepada industri otomotif lokal Indonesia. Rencana ini pun telah dibicarakan dan disambut baik oleh Kementerian Perindustrian RI dan pemerintah Indonesia.
Bicara tentang potensi dan keadaan pasar otomotif Indonesia saat ini, Sekiguchi mengatakan sudah mulai membaik secara bertahap, meskipun kenaikannya tidak bisa disamaratakan dengan pertumbuhan di China dan Thailand yang sudah signifikan. Menurut dia, fokus utama Indonesia saat ini adalah bagaimana bisa "mengalahkan" pandemi terlebih dahulu.
"Secara keseluruhan, pasar otomotif Indonesia secara bertahap pulih, walaupun tidak secepat China dan Thailand. Namun, Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh, dari segi pengguna dan konsumen mobil," kata dia.
Ketika disinggung mengenai rencana dan strategi Nissan, Sekiguchi membagi rencana tersebut, di jangka waktu pendek dan panjang. Dalam jangka waktu pendek, Nissan tidak akan berfokus pada jumlah volume, namun lebih ke jenis mobil (EV, SUV, MPV), dan komunikasi teknologi kepada masyarakat.
Menurutnya, ketika pengetahuan tentang produk telah terbentuk, maka akan menghadirkan minat dan permintaan, yang nantinya akan mempengaruhi jumlah volume yang akan diproduksi.
Sementara, untuk jangka waktu panjang, Sekiguchi mengatakan pihaknya tidak akan menutup pabriknya di Indonesia, walaupun saat ini tidak ada produksi di pabriknya itu.
"Kami masih akan menjaga pabrik kami di Indonesia, walaupun kami setop produksi. Manajemen kami mengatakan, pasar dan ekonomi di Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh di 6-8 tahun ke depan, dan memiliki potensi yang besar," ujar Sekiguchi.
"Ketika itu terjadi, maka kami akan mempertimbangkan model apa yang bisa kami produksi di Indonesia lagi dan melakukan ekspor. Kami akan berada di Indonesia, dan kami percaya Indonesia adalah salah satu kunci pasar kami," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Mobil listrik Nissan Leaf bisa melesat 100 km/jam dalam 7,9 detik
Baca juga: Cara Nissan layani pelanggan selama pandemi virus corona
Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB