Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Beijing menutup total akses (lockdown) 29 wilayah permukiman, Selasa, setelah kasus baru COVID-19 dari klaster Pasar Induk Xinfadi terus mengalami peningkatan.
Otoritas kesehatan setempat, Selasa, juga kembali menemukan 27 kasus baru sehingga menggenapkan jumlah kasus di Ibu Kota China tersebut menjadi 106.
Baca juga: RS Darurat Wisma Atlet catat 2.867 pasien COVID-19 sembuh
Sembilan dari 11 distrik atau setingkat kecamatan di Beijing melaporkan adanya kasus baru. Distrik Fengtai tempat Pasar Induk Xinfadi tersebut berada menjadi kawasan sangat ketat.
"Kami perlu berpikir dari bawah untuk melakukan perlawanan habis-habisan dengan menjadikan pecegahan dan penanggulangan epidemi sebagai tugas utama dan mendesak untuk saat ini. Butuh langkah-langkah nyata dan tegas untuk mengatasi epidemi ini," kata pimpinan gugus tugas anti-epidemi Beijing dikutip Global Times.
Otoritas setempat akan melakukan inspeksi secara luas dan mengampanyekan sanitasi di pasar grosir, pasar buah, restoran, dan kantin. Para vendor dan pelaku bisnis lainnya harus menjalani tes COVID-19.
Pasar Tiantao Honglian di Distrik Xicheng menjadi pasar lokal di Beijing terakhir yang terkena dampak sehingga memaksa tujuh kawasan permukiman di sekitarnya diisolasi.
Sebelumnya 10 kawasan permukiman dekat Pasar Ikan Yuquandong di Distrik Haidian dan 11 kawasan permukiman di dekat Pasar Induk Xinfadi juga telah ditutup total sebagai upaya mempersempit penularan virus.
Pemkot Beijing melarang warga lokal yang berisiko tinggi terpapar COVID-19 meninggalkan wilayah kota, kecuali bagi yang memang ada kebutuhan mendesak dengan syarat melapor kepada aparat terlebih dulu.
Taksi dan kendaraan sewa lainnya juga dilarang meninggalkan Ibu Kota sejak Senin (15/6).
Tiga provinsi lain, yakni Liaoning, Hebei, dan Sichuan juga mendapatkan kasus baru akibat kontak dekat dengan orang terinfeksi di Beijing.
Beijing telah melakukan tes asam nukleat dalam skala besar, khususnya orang-orang yang berkaitan dengan Pasar Induk Xinfadi.
Sedikitnya 100 unit klinik tes asam nukleat telah siap melakukan uji terhadap 90.000 orang per hari.
Tiga hari ke depan akan menjadi masa kritis bagi Beijing untuk mengatasi wabah setelah beberapa orang yang terinfeksi virus corona menunjukkan beberapa gejala, demikian pimpinan epidemiolog Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) Wu Zunyou.
Baca juga: Thailand ungkap nihil kasus COVID -19 baru maupun kematian akibat corona
Baca juga: Dari total 2.063.812 kasus COVID-19 di Amerika Serikat, 115.271 kematian
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB