Oli Kapal Impor Cemari Sungai Dumai

id oli kapal, impor cemari, sungai dumai

Dumai, 24/5 (ANTARA) - Pelumas mesin (oli) sejumlah kapal pengangkut barang dan sembako impor saat ini mencemari sejumlah kawasan sungai Dumai, kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pecinta Alam Bahari Kota Dumai, Riau, Darwis Mhd Saleh.

Darwis kepada ANTARA di Dumai, Selasa, mengatakan, pelumas kapal-kapal tersebut diperkirakan setiap hari terus menetes di sepanjang alur sungai Dumai, sehingga menyebabkan pencemaran yang semakin memprihatinkan.

"Memang kita belum tahu apakah akibat oli tersebut telah mengakibatkan pencemaran berat atau tidak. Untuk membuktikannya, kita akan kembali memanggil para ahli dari Universitas Riau untuk melakukan pengujiannya," kata Darwis Mhd Saleh.

Ia menjelaskan, pihaknya bersama sejumlah ahli dari Universitas Riau juga telah melakukan pengujian sample atas limbah cair yang mencemari sungai Dumai.

"Hasil pengujian waktu itu memang menunjukkan telah terjadinya pencemaran di perairan Sungai Dumai, namun kasus pencemarannya masih ringan atau belum membahayakan," ungkap Darwis Mhd Saleh.

Kendati demikian menurut Darwis Mhd Saleh, berdasarkan evaluasi yang dilakukan secara manual, terlihat jelas kalau pencemaran yang terjadi saat ini jauh lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya.

"Secara kasat mata, permukaan sungai sudah jelas terlihat adanya minyak dan pelumas yang tergenang. Berdasarkan teori lingkungan, kondisi ini sangat menganggu perkembangbiakan hewan dan tumbuhan yang berada di sekitarnya termasuk bakau," jelas Darwis Mhd Saleh.

Untuk lebih memastikannya lagi, kata Darwis Mhd Saleh, pihaknya akan berencana kembali mendatangkan para ahli untuk mengiji kemurnian air sungai Dumai.

"Jika terbukti telah terjadi pencemaran berat, kita mengharapkan adanya solusi dari pemerintah, mengingat kondisi itu dapat merusak berbagai jenis ikan dan tumbuhan yang dilindungi," demikian Darwis.

Pewarta :
Editor: Fazar Muhardi
COPYRIGHT © ANTARA 2011

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.