BMKG deteksi 14 titik panas di Riau

id BMKG, Karhutla, Riau

BMKG deteksi 14 titik panas di Riau

Arsi p foto. Pegawai BMKG menunjukkan bagan prakiraan cuaca . (ANTARA/Katriana)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 14 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Jumat.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami kepada Antara mengatakan titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan itu menyebar di lima kabupaten di Riau.

"Titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan tujuh titik," katanya.

Titik-titik panas yang terpantau melalui citra satelit Terra dan Aqua Jumat pukul 06.00 WIB itu seluruhnya terpusat di Pulau Tebing Tinggi, sebuah pulau gambut di pesisir Riau dan berbatasan dengan Malaysia.

Selain Meranti, titik panas juga menyebar di Dumai tiga titik, Pelalawan dua titik serta Rokan Hilir dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik panas.

Sementara itu, dari 14 titik panas itu BMKG menyatakan delapan diantaranya merupakan titik api atau indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan mulai 70 hingga 100 persen.

"Tujuh titik api di Meranti dan satu titik di Dumai," ujarnya.

BMKG telah mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembakaran menyusul meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna mengatakan saat ini sebagian wilayah Riau tengah memasuki peralihan musim dari hujan ke kemarau fase pertama 2020.

"Aktivitas pembakaran (harus) dihindari karena bisa memicu lagi kebakaran hutan di wilayah Riau," kata Yasir.

Dia mengatakan saat ini sebagian wilayah Riau, terutama bagian utara telah memasuki musim kemarau. Sejak awal Januari ini, sejumlah kabupaten kota seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, hingga Indragiri Hilir terpantau titik-titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Riau, kata Yasir akan sepenuhnya memasuki musim kemarau pada pertengahan Januari dan berlangsung hingga Februari 2020 mendatang.

"Dari BMKG sendiri (menyatakan) waspada karena dalam beberapa pekan ke depan akan segera memasuki musim kemarau. Walaupun kemarau periode pertama ini tidak terlalu panjang tapi harus waspada karena Riau cukup rentan potensi meluasnya kebakaran itu," ujarnya.

Baca juga: BMKG sebut ada sembilan titik panas kepung Riau

Baca juga: BMKG ingatkan potensi ancaman Karhutla Riau