Bappeda Bengkalis : Cagar biosfer bermanfaat bagi masyarakat

id Bappeda Bengkalis,cagar biosfer

Bappeda Bengkalis : Cagar biosfer bermanfaat bagi masyarakat

Bappeda Bengkalis menggelar Forum Koordinasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CB. GSK-BB), yang dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Yuhelmi, Senin (29/04/2019). (Foto/Alfisnardo)

Bengkalis (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Bengkalis, Riau, Yuhelmi menegaskan keberadaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB GSK-BB) bisa bermanfaat bagi masyarakat di wilayah setempat.

"Kita akan fokus pada penyelamatan hayati ini. Tentunya kita akan berusaha maksimal, lintas sektor melakukan koordinasi sehingga aksi kita bagaimana cagar biosfer bisa bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sekitarnya," ujar Yuhelmi ketika membuka forum CB GEK-BB di Bengkalis, Senin.

Dikatakannya, rapat forum ini merupakan salah satu dari rangkaian program revitalisasi kelembagaan koordinasi pengelolaan cagar biosfer GSK-BB dan penguatan program pengembangan masyarakat.

Menurutnya, berdasarkan SK Bupati Bengkalis, Bappeda Kabupaten Bengkalis merupakan ketua pada pengelolaan aset dunia itu. Oleh karena itu, terang Yuhelmi, pihaknya akan berusaha maksimal berkordinasi dengan lintas sektor.

Ketua Komite Nasional Man and Biosphere (MAB) UNESCO Indonesia LIPI Prof. Dr. Enny Sudarmonowati mengutarakan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu harus diambil manfaatnya untuk pembangunan berkelanjutan.

Manfaat yang diambil, kata Enny, tentu dengan memanfaatkan GSK untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat, terutama pada zona penyangga dan zona transisi. Dengan pendapatan masyarakat yang sudah lumayan terjamini, tentu kawasan dan zona inti tidak akan terganggu.

"Rencananya tentu saja bagaimana mengimplementasikan atau mengambil manfaat dari CB GSK-BB ini, karena status internasional itukan mahal, mendapatkannya susah, bagaimana bisa memanfaatkan itu untuk pembangunan berkelanjutan," ucap Prof. Dr. Enny Sudarmonowati.

Perempuan yang juga menjabat Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati berharap kerja aksi pengelolaan CB GSK-BB benar-benar dilakukan dengan mengesampingkan ego sektoral.

"Apa arti cagar biosfer, orang banyak mengartikan cagar biosfer itu cagar yang tidak bisa diapa-apain. Tapi justru kita harus melakukan aksi berkelanjutan," pungkasnya.

Dalam rakor tersebut juga dihadiri Ketua Komite Nasional MAB (Man And Biosphere)-UNESCO Indonesia LIPI Prof. Dr. Enny Sudarmonowaty, Direktur Eksekutif Komite Nasional MAB-UNESCO Indonesia LIPI.Prof.Dr. Purwanto, Dari BBKSDA Riau, Head of Landscape Conservation Sustainability and Stakeholder Engagement APP (Asia Pulp Paper)-Sinarmas DR. Dolly Priatna dan Mananger Conservasi Penjab Pengelolaan Cagar Biosfer Supriatno dan Yuyu Arlan, Public Relations Arara Abadi Sinar Mas Forestry Nurul Huda.

Kemudian, sejumlah pihak dari LSM Lingkungan dan Perguruan Tinggi baik dari Jakarta, Pekanbaru dan Bengkalis turutdilibatkan.