Sisa Tubuh Harimau Di Cagar Biosfer Diselamatkan

id sisa tubuh, harimau di, cagar biosfer diselamatkan

Pekanbaru, 7/10 (ANTARA) - Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau mencoba menyelamatkan sisa tubuh harimau Sumatra liar yang mati di kawasan penyangga Cagar Biosfer Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

"Sisa-sisa tubuh yang bisa diselamatkan akan diawetkan," kata Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo ketika dihubungi dari Pekanbaru, Kamis.

Sebelumnya, seekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrea) tewas akibat konflik dengan manusia di Desa Tanjung Leban yang berada di kawasan penyangga Cagar Biosfer Bukit Batu pada awal Oktober 2010.

Harimau muda yang diperkirakan berusia lima tahun itu sebelumnya terkena jerat kawat baja yang dipasang warga hingga kaki kanan belakangnya putus.

Akibatnya, harimau cacat tersebut tak mampu lagi mengejar satwa di hutan dan terpaksa menerkam seorang warga dan ternak hingga tewas.

Menurut Trisnu, konflik harimau dan manusia di Riau juga sangat mengkhawatirkan karena pembabatan hutan sebagai habitat asli satwa belang itu.

Padahal, harimau Sumatra adalah satwa yang terancam punah dan hanya ditemukan di Pulau Sumatra dengan jumlah populasi diperkirakan tinggal 400 ekor.

"Harimau ini adalah aset negara, karena itu harus kita selamatkan yang tersisa meski sudah mati," katanya.

Ahli pengawet satwa Suparno mengatakan, tidak banyak bagian tubuh dari harimau yang bisa diselamatkan untuk diawetkan.

Sebabnya, kata dia, kondisi tubuh harimau pada saat diterima dalam kondisi mulai membusuk.

"Banyak kulitnya yang rusak, jadi saya mencoba untuk bisa menyelamatkan kulit bagian kepala sampai leher saja," ujar Suparno.

Ia menjelaskan, proses pengawetan harimau memakan waktu sekitar 40 hari. Prosesnya dimulai dengan pengambilan kulit, dan merendamnya dengan cairan kimia selama sebulan.

"Setelah direndam, kulit yang tersisa akan dibentuk dan diperkirakan memakan waktu sampai 10 hari," katanya.