Berburu "lailatul qodar" melalui 45 pintu Masjid Al-Akbar Surabaya

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Lailatul Qodar

Berburu "lailatul qodar" melalui 45 pintu Masjid Al-Akbar Surabaya

Ritual "qiyamul lail" atau ibadah malam pada 10 hari terakhir Bulan Puasa Ramadhan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Sabtu (22/3/2025) malam atau malam ke-23 Ramadhan 1446 H. (ANTARA/HO-Humas MAS)

Surabaya (ANTARA) - Ritual "qiyamul lail" atau ibadah malam pada 10 hari terakhir Bulan Puasa Ramadhan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) biasanya dimulai sekitar pukul 01.00 hingga 03.00 WIB (dini hari).

Namun, pada Sabtu (22/3) malam atau malam ke-23 Ramadhan 1446 Hijriah, masjid sudah dijubeli jamaah sejak pukul 22.00 WIB. Bahkan, pukul 00.00 WIB sudah penuh sesak dengan jamaah dari dalam dan luar Kota Surabaya.

"Sepuluh malam kedua Ramadhan, hanya 10-15 teman yang ikut ke Masjid Al-Akbar, tapi sejak malam ke-21 ada 18-20 teman yang ramai-ramai pakai mobil," kata Feri, anak milenial dari Pagesangan, Surabaya.

Tidak hanya Feri dan teman-temannya, anak-anak muda dari Menanggal, Surabaya, juga mengikuti iktikaf pada malam 21-23 di Masjid Al-Akbar. Ada 3-4 anak muda dari Menanggal dipimpin Imam yang berpostur agak gemuk.

"Biasanya, saya dan teman-teman yang kerja di Jakarta itu mengikuti qiyamul lail di Masjid Istiqlal, tapi sekarang sudah libur sehingga bisa ke masjid ini. Sepertinya Masjid Al-Akbar lebih penuh," ucapnya.

Jamaah qiyamul lail memang membeludak. Mereka masuk melalui 45 pintu Masjid Al-Akbar, baik jamaah lansia maupun anak-anak muda yang terlihat mayoritas. Agar jamaah tidak bingung ketika mencari teman atau saudaranya maka jamaah cukup menyebut nomer pintu MAS.

"Qiyamul lail malam ke-23 Ramadhan memang bikin haru, karena parkir penuh, lantai 1 pun penuh, sehingga lantai 2 dibuka. Ada 30.000-an jamaah," kata Sekretaris BPP MAS H Helmy M Noor (23/3).

Selain itu, jamaah yang datang juga tampak bersemangat, ada yang mengenakan kursi roda, ada anak kecil membawa tenda dan baca Al-Qur'an, serta anak-anak muda berburu shaf shalat di lantai 2 Masjid Al-Akbar.

Dua imam besar Masjid Al-Akbar yang memimpin ibadah qiyamul lail' dengan menjadi imam sholat dan dzikir pada tanggal 21 hingga 30 Maret 2025, yakni KH. Abdul Hamid Abdullah MSi dan Ust. H Ahmad Muzakky Al-Hafidz.

Rangkaian qiyamul lail di MAS dimulai pukul 01.00 - 01.30 WIB dengan Dzikir, Muhasabah dan Tausiyah. Lalu, pukul 01.30 - 03.00 WIB dilaksanakan Sholat Tahajud 4 rakaat 2 salam, Sholat Tasbih 4 rakaat 2 salam dan Sholat Hajat 2 rakaat 1 salam.

Imam qiyamul lail pada tanggal 21, 22, 25, 26, 29 dan 30 Maret 2025 adalah KH Abdul Hamid Abdullah M.Si, sedangkan Imam pada tanggal 23, 24, 27 dan 28 Maret 2025 adalah Ust. H. Ahmad Muzakky, Al-Hafidz.

Helmy yang juga Humas BPP MAS menjelaskan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya menyiapkan area sholat secara penuh, baik di lantai 1 maupun lantai 2 dengan kapasitas 40 ribu jamaah.

Untuk kenyamanan dan keamanan jamaah qiyamul lail, Masjid Al-Akbar menyiapkan akses jamaah. Jamaah putri dari sisi utara masuk lewat pintu nomor 1,3,4,8. Untuk jamaah putri dari sisi timur melewati pintu nomor 18, 21 23 dan 28. Sedangkan dari sisi selatan melalui pintu nomor 38.

Khusus jamaah putra dari sisi utara, akses masuk melalui lorong wudlu antara pintu 5 dan 6. Untuk jamaah putra dari sisi timur melewati pintu 21, 23 dan 25, sedangkan dari selatan melewati pintu 43 dan pintu lorong wudlu antara pintu 40 dan 41.

"Untuk memandu lokasi Masjid Al Akbar yang berjumlah 45 pintu, jamaah bisa mengakses aplikasi Virtual Tour 3D Masjid Al Akbar berikut ini : https://www.masjidalakbar.or.id/virtualtour/ ," katanya.

Menahan diri

Tidak hanya jamaah, petugas dan relawan pun semangat. Tim medis tampak "sat-set" melayani jamaah. Relawan GenZI juga semangat membantu. "Saya buka pendaftaran relawan, ternyata sehari dibuka ada 15 relawan yang mendaftar," kata Ketua Remas-GenZI MAS, Maula Azka.

Terkait nasi sahur, Masjid Al Akbar Surabaya sudah menyiapkan 1.000 boks (malam ganjil) dan 500 boks (malam genap) yang dibagikan petugas dan relawan mulai pukul 01.00 WIB. Sedangkan air mineral disiapkan dengan jumlah tak terbatas yang terbagi dalam 8 titik lemari pendingin.

"Karena terbatasnya jumlah nasi sahur, kami sarankan para jamaah untuk membawa bekal sahur sendiri. Untuk kenyamanan jamaah, pengurus juga menyiapkan posko kesehatan, dua mobil ambulans plus dokter dan paramedis," katanya.

Sebelum qiyamul lail, Remas dan GenZi Masjid Al Akbar Surabaya sempat menggelar Ngabuburit Spesial Nobar Timnas Indonesia Vs Australia di Taman Asmaul Husna, Kamis (20/3) mulai pukul 16.00 WIB.

Selain itu, Masjid Al-Akbar juga menyemarakkan Ramadhan 1446 Hijriah dengan serangkaian kegiatan bertema "Sparkling Ramadhan" bersifat dakwah, sosial, dan pembaruan sarana-prasarana. Ada juga lomba-lomba, seperti lomba patrol, banjari, pidato/dai muda, dan sebagainya.

Semangat jamaah, petugas, dan relawan itu mendapat apresiasi dari imam qiyamul lail dan tausiyah pada malam ke-23 Ramadhan yakni KH Ahmad Muzakky Alhafidz, yang juga merupakan salah satu Imam Besar MAS.

"Bisa jadi, jamaah yang membeludak ini karena merujuk pada pendapat seorang sufi Imam Ghazali yang menulis dalam kitabnya I'anatut Tholibin," kata KH Ahmad Muzakky Alhafidz.

Dalam kitab itu disebutkan bahwa pengalaman diri Imam Ghazali menunjukkan bila awal puasa Ramadhan itu pada hari Sabtu, maka lailatul qodar berpotensi jatuh pada malam ke-23 Ramadhan. Demikian juga hari-hari lain bila dikaitkan turunnya lailatul qodar.

"Tapi, lailatul qodar itu tidak hanya bisa diburu di masjid, karena hal yang penting itu sholat dan zikir karena Allah. Jadi, tempat sujud itu bisa di rumah atau di posko tugas, asalkan ikhlas," katanya.

Menurut dia, nabi dan para wali itu mementingkan ikhlasnya, bukan ibadah-nya. "Hanya orang ikhlas yang bisa mendapat lailatul qodar. Meski di masjid tapi tidak ikhlas ya belum tentu bisa memburu lailatul qodar, tapi tempat sujud di luar masjid yang bisa menghadirkan Allah di hati dan ikhlas itu yang penting," katanya.

Imam Besar MAS itu menambahkan lailatul qodar itu tidak mungkin diberikan Allah kepada empat orang, yakni orang yang maksiat, orang benci karena dendam dan itu bisa menahan rahmat Allah, orang yang tidak menjaga sholat (terutama Isya' dan Subuh), dan orang hasut.

"Jadi, lomba lailatul qodar itu semakin berkemungkinan kita raih bila kita istiqomah dalam ibadah dan akhlak. Jadilah orang yang manfaat dan jangan maksiat hati," katanya.

Ramadhan merupakan ibadah khusus yang bukan hanya sekadar menahan lapar, tapi hakekat Ramadhan adalah menahan diri dari ucapan/ungkapan yang keluar dari mulut dan hati kepada siapapun, apalagi di era digital. Landasi ibadah dan perilaku dengan keikhlasan dan cinta sesama agar menjadi "juara" takwa.