Ekonom sebut pelaku pasar tengah menanti hasil negosiasi kebijakan tarif RI-AS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, tarif AS

Ekonom sebut pelaku pasar tengah menanti hasil negosiasi kebijakan tarif RI-AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar Rapat Koordinasi Terbatas Lanjutan terkait Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat yang digelar secara virtual di Jakarta, Minggu (6/4/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

Jakarta (ANTARA) - Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai, para pelaku pasar modal tengah menanti hasil negosiasi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), yang dinilai menjadi penentu arah pasar ke depan di tengah tekanan global akibat perang dagang yang memanas.

Sebagaimana diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28 pada pembukaan perdagangan Selasa.

"Pasar saat ini menunggu kejelasan hasil dari negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS. Harapannya tentu tercapai kesepakatan yang tidak hanya meredakan ketegangan, tetapi juga menguntungkan kedua negara," kata Rully, di Jakarta, Selasa.

Pelemahan IHSG juga diikuti dengan merosotnya bursa global akibat kebijakan tarif impor tinggi dari Pemerintah AS.

Merespons kebijakan tarif resiprokal tersebut, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Washington DC.

Sebelumnya pada Rabu (2/4), Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif balasan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32 persen untuk berbagai produk ekspor.

Kepanikan di pasar domestik kian meningkat, karena Indonesia tergolong sebagai negara yang cukup bergantung pada perdagangan internasional dan arus investasi asing.

Rully memandang situasi ini membuat pasar saham dalam negeri rentan terhadap gejolak eksternal, terlebih setelah libur panjang Lebaran yang sempat membuat aktivitas perdagangan terhenti.

"Ketika perdagangan dilanjutkan setelah libur panjang Lebaran, pasar saham Indonesia diperkirakan akan menghadapi risiko penurunan yang signifikan akibat tekanan eksternal," ujarnya.

Adapun dari sisi global, sentimen negatif juga datang dari Wall Street yang juga terkoreksi signifikan.

Pada perdagangan Senin (7/4), indeks S&P 500 dan Dow Jones sama-sama melemah di tengah kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan inflasi yang dipicu oleh sikap keras Presiden Trump terhadap mitra dagang utama, terutama China.

Ia menilai, jika negosiasi RI-AS berhasil mencapai titik temu, maka tekanan terhadap IHSG dapat mereda dalam jangka pendek.

"Pasar berharap akan adanya kesepakatan dagang yang bisa menguntungkan kedua belah pihak, dan menghindari dampak negatif dari perang dagang," kata Rully pula.

Baca juga: Para menteri perdagangan Uni Eropa bahas langkah balasan atas tarif baru AS

Baca juga: Indonesia respons tarif resiprokal AS dengan perundingan setara dan adil