Lebih Hebat Berbahasa Asing Daripada Bahasa Persatuan?

id lebih hebat, berbahasa asing, daripada bahasa persatuan

Lebih Hebat Berbahasa Asing Daripada Bahasa Persatuan?

Jakarta (Antarariau.com) - Banyak pemuda dan pemudi zaman kini lebih suka menggunakan kata-kata dari bahasa asing misalnya inggris meskipun sudah ada Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di Tanah Air.

"Penggunaan bahasa tidak mewakili ideologi, saat ini penggunaan bahasa asing dinilai baik, karena membuktikan kemampuan pemuda dalam menguasai bahasa asing, untuk menunjukkan anak bangsa memiliki kapasitas," ujar Mahasiwa Universitas Bengkulu Emir Miftah kepada Antara Kamis.

Emir menambahkan penggunaan bahasa asing saat ini bisa dibilang wajar karena arus globalisasi yang mengharuskan masyarakat mampu untuk menggunakan bahasa asing.

Senada dengan Emir menurut seorang akademisi Universitas Tirtayasa (Untirta) Serang, Banten Tomi Faisal mengatakan tidak ada masalah dengan penggunaan bahasa asing atau serapan selama hal itu digunakan sesuai dengan konteks yang benar.

"Pemuda Indonesia justru harus memiliki kemampuan bahasa asing yang baik untuk membangun diplomasi ke dunia internasional mengenai keragaman bangsa Indonesia yang beragam tapi tetap bersatu," ujar Tomi.

Meskipun Sumpah Pemuda mengatakan "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia", . Masih banyak pandangan yang setuju maupun tidak mengenai penggunaan bahasa asing sebagai bahasa sehari-hari, atau menggunakan kata yang aslinya berasal dari bahasa asing bukan sebagai bentuk kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Banyak yang berpendapat menggunakan bahasa asing saat ini dianggap wajar, berbeda dengan mahasiswa Untirta, Nabilla Salwa yang tidak setuju dengan hal tersebut.

"Kini masyarakat sudah menggunakan kata bahasa asing ataupun serapan itu sebaiknya tidak dilakukan karena jika terus berlanjut maka bahasa asli Indonesia akan terkikis dan itu akan menghilangkan nilai perjuangan para pahlawan yang dari dulu memperjuangkan supaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Indonesia bukan bahasa asing maupun serapan,"Ujar Nabilla Salwa kepada Antara Senin.

Nabilla juga mengatakan memang bagus untuk mengetahui dan mempelajari bahasa karena bahasa adalah alat mempersatu, tapi sebaiknya sebagai pemuda dan rakyat pada umumnya menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bentuk pelestarian bahasa.

Sumpah Pemuda

Meskipun Sumpah Pemuda telah lama dideklarasikan, ternyata harapan yang ditanamkan pada Sumpah Pemuda tersebut tidak pernah lekang, untuk mempersatukan pemuda Indonesia demi kemajuan dan kesatuan bangsa.

"Secara umum, pemuda saat ini memperingati Sumpah Pemuda setiap tahun, walaupun masih cenderung hanya sebatas peringatan 28 Oktober dan belum begitu memaknai bahwa hari lahirnya Sumpah Pemuda adalah hari lahirnya pemuda Indonesia," ujar seorang akademisi Universitas Tirtayasa (Untirta) Tomi Firdaus, kepada Antara Rabu.

Tomi juga menambahkan pemuda saat ini sudah menjadi salah satu agen dari pemersatu bangsa. Mereka mulai peduli satu sama lain, seperti saat ada bencana alam mereka dengan sigap mulai mencari bantuan sebagai bukti kepedulian mereka.

Presiden mahasiswa Untirta, Muhamad Fadli mengatakan hari Sumpah Pemuda selalu dirayakan setiap tahunnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Perayaaan Sumpah Pemuda ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya baik dengan demo maupun dengan melakukan upacara. Di sisi lain makna dari Sumpah Pemuda telah direfleksikan untuk menjaga kesatuan semangat pemuda seperti diadakannya kongres- kongres pemuda dari berbagai pihak dan golongan supaya semangat pemuda terus berkobar juga menjaga keyakinan mereka dengan asas persatuannya ujar Fadli.

Selain pemuda indonesia yang dulunya ikut berperang demi mendapatkan kemerdekaan Indonesia, Presiden pertama Indonesia Soekarno atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Bung Karno adalah salah satu sosok yang paling memotivasi pemuda bangsa Indonesia untuk tetap terus tumbuh dan selalu membela negaranya, dalam pidatonya ia pernah mengatakan "janganlah mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda".

Bung Karno menaruh harapan besar terhadap pemuda Indonesia untuk selalu mempersatukan dan membangun bangsa. Beberapa kali ia menyebutkan pemuda sebagai orang yang mempu mengubah Indonesia seperti "Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." dan "Seribu orangtua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia".

Tidak hanya Bung Karno, adanya Undang-Undang yang mengatur mengenai pemuda karena negara pun mengetahui bahwa pemuda memiliki peran yang strategis dalam pembangunan, kemajuan dan persatuan Negara Indonesia yang diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan.

Menghadapi Pilpres

Tidak terasa beberapa hari lagi bangsa Indonesia akan merayakan 90 tahun Sumpah Pemuda, sumpah yang dijadikan sebagai dasar bagi pemuda untuk selalu tetap bersatu akan diuji apakah setiap tahunnya pemuda saat ini bisa terus bersatu dalam satu kesatuan atau malah terpecah hanya karena perbedaan dua kubu yang akan dipertemukan nanti pada pilihan presiden mendatang?

Pemuda sekarang sudah dimudahkan dengan adanya telepon genggam, televisi dan radiosehingga mereka mudah mendapatkan informasi yang akurat apalagi saat ini banyaknya masyarakat yang mempopulerkan atau yang lebih dikenal dengan memviralkan "zaman now".

Kini pemuda "zaman Now" tidak hanya bergelut dengan kecanggihan telepon genggam yang dimiliki, maupun seberapa sering dia berkumpul bersama teman di tempat yang lagi terkenal saat ini, melainkan bagaimana pemuda zaman now ini peduli terhadap apa yang terjadi di Indonesia saat ini dan mampu memilah yang mana yang informasi yang benar maupun tidak.

Apalagi dengan adanya pesta demokrasi pada 17 April tahun 2019 mendatang dimana rakyat Indonesia akan memilih siapa yang akan memimpin Indonesia kedepannya untuk lebih maju dan sejahtera.

"Pemuda zaman now" diharapkan mampu menjadikan pesta demokrasi ini menjadi pesta yang meriah tanpa terjadinya perselisihan diantara pendukung dari dua pasangan calon.

"Kita sebagai pemuda harus berada di barisan terdepan dalam menjaga kesatuan, siapa pun yang nanti akan memimpin Indonesia dirharapkan untuk selalu melihat ke pemuda saat ini sehingga semangat para pemuda untuk selalu menjaga kesatuan tidak akan pernah padam" ujar Fadli.

Fadli juga menambahkan kita sebagai pemuda dan nanti sebagai pemilih untuk melihat kemampuan dari setiap pasangan calon, bukan dari sosok figur calonnya.

Menurut Tomi ia mengatakan supaya pemuda harus lebih aktif dan kritis terhadap isu yang berkembang.

"Pemuda diharapkan supaya lebih kritis sehingga tidak terprovokasi oleh kontesasi yang berpotensi memecah- belah persatuan Indonesia dan terlaksananya pesta demokrasi dengan asas luber jurdil," kata Tomi.

Menjelang peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018 maka pemuda dan pemudi Indonesia harus menjaga Sumpah Pemuda itu sendiri sekalipun misalnya pemuda mempunyai pilihan yang berbeda saat Pilpres dan Pileg 17 April 2019 itu.