Polda Riau Antara Pilkada dan Karhutla

id polda riau antara pilkada dan karhutla

Polda Riau Antara Pilkada dan Karhutla

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Deru raungan dua helikopter Kamov memecah hening hamparan gambut di Kabupaten Rokan Hilir, medio Juni 2018.

Helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut hilir mudik terbang rendah berjibaku menghadapi kebakaran lahan di wilayah pesisir Riau.

Dengan membawa ember "raksasa" yang mampu menampung enam ton air, helikopter yang dipiloti penerbang Rusia tersebut, dengan sabar memadamkan api yang melahap lahan kering gambut.

Dalam beberapa pekan terakhir, titik-titik api memang mulai bermunculan dengan jumlah yang fluktuatif di Riau.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, keberadaan titik-titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu, tak hanya menyebar di wilayah pesisir Riau, namun juga ke wilayah daratan.

Kampar dan Pelalawan tercatat sebagai penyumbang titik api baru pada awal Juni, selain wilayah pesisir, seperti Meranti, Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai.

Kondisi tersebut merupakan tantangan yang terus dihadapi oleh jajaran Polda Riau yang menjadi bagian dari perangkat Satgas Siaga Darurat Karhulta, saban tahun.

Namun, pada 2018, Inspektur Jenderal Polisi Nandang, pria berusia 59 tahun yang menjabat sebagai Kapolda Riau itu, harus cermat dan cerdas memutar strategi dan personel.

Selain karhutla, dalam waktu dekat Nandang juga harus siap menjamin keamanan pesta rakyat, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, serta Bupati dan Wakil Bupati Indragiri Hilir.

Sebanyak dua agenda tersebut sama-sama penting. Tentang karhutla, Presiden Joko Widodo jauh pada awal tahun ini menyampaikan, agar jangan sampai terjadi kabut asap. Dampaknya jelas, Asian Games dan pertaruhan nama baik bangsa jika Asian Games sampai dikotori udara tidak sehat.

Bahkan, Presiden kembali menekankan, jika sampai gagal maka sistem "punishment" dan "Rewards", seperti tahun-tahun sebelumnya masih berlaku tahun ini.

Sementara itu, penyelenggaraan pilkada juga menjadi taruhan Polda Riau, terutama dalam pengamanan, antisipasi praktik politik uang, memantau media sosial dari ujaran kebencian dan tentu saja, soal netralitas.

Polda Riau harus dapat menjamin pengamanan pesta rakyat, dan tidak boleh lengah sedikitpun. Terlebih lagi, dalam beberapa waktu terakhir beberapa kali sel-sel terorisme berusaha muncul ke permukaan. Meski pada akhirnya dengan tangkas digagalkan polisi dan diungkap jaringannya.

"Kalau di (wilayah, red.) Melayu tidak ada yang rawan, karena (masyarakat Riau, red.) selalu berpantun," kata Kapolda Nandang saat apel gelar pasukan pengamanan pilkada bersama TNI dan Polri, beberapa waktu lalu.

Meski sempat terjadi lika-liku menjelang pilkada dan harus menangani karhutla, Nandang optimistis bahwa pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2018 berjalan dengan baik.

Sikap optimisme yang tinggi yang ditunjukkan Kapolda Nandang tersebut secara tidak langsung menularkan motiviasi tinggi bagi seluruh jajarannya, untuk bekerja lebih giat dan ekstra.

Lantas seperti apa strategi Polda Riau dalam mencegah karhutla dan mengamankan Pilkada 2018.

Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Sunarto mengakui bahwa karhutla dan pilkada merupakan dua tantangan utama yang dihadapi kepolisian.

Polda Riau membutuhkan sinergi dengan seluruh pihak, terutama TNI, seluruh instansi terkait serta masyarakat untuk menyukseskan pilkada serta menangani karhutla.

"Kalau kita sendiri, saya bisa katakan tidak akan bisa. Kita gandeng semua pihak," ujarnya.

Secara spesifik, Sunarto merinci untuk tahapan pilkada, Polda Riau terus melakukan sinergi dengan seluruh pihak. Sinergi itu dilakukan untuk menciptakan situasi kondusif menjelang Pilkada Riau, 27 Juni mendatang yang akan melibatkan 3,67 juta pemilih.

Tugas sedang dilaksanakan jajaran Polda Riau saat ini, terutama dalam pengamanan pengiriman logistik pilkada. Setiap satuan wilayah, terutama di wilayah pesisir Riau, yang terdiri atas pulau-pulau, menyiapkan strategi khusus dalam pengamanan tersebut.

Misalnya di Pulau Bengkalis, kepolisian setempat mengerahkan personel khusus untuk terus melekat pada setiap logistik hingga pengiriman sampai tujuan pulau-pulau kecil lainnya.

Di Kabupaten Kuantan Singingi, polres setempat melibatkan 1.332 anggota perlindungan masyarakat atau linmas untuk membantu pengamanan pilkada. Polres Kuantan Singingi juga bersinergi dengan masyarakat untuk mengantisipasi praktik politik uang.

Polda Riau juga telah membentuk tim pemantau dunia maya. Tim khusus itu untuk memantau pergerakan kandidat, tim sukses, serta pendukung dari ujaran kebencian, kampanye hitam, dan fitnah.

Terbaru, Polda Riau dan Badan Pengawas Pemilihan Umum serta instansi terkait juga turutmelaksanakan kegiatan pelepasan tim patroli satuan tugas politik uang.

Sejauh ini, seluruh upaya itu berjalan baik. Tahapan pilkada di Riau, "Bumi Melayu" yang terkenal akan santun dan menjunjung budaya itu, berlangsung aman, damai, sentosa.

Pesta rakyat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau diikuti empat pasang kontestan. Gaung pesta demokrasi terus bergema dalam beberapa waktu terakhir. Setiap pasangan calon saling lempar program kerja, namun tetap harmonis. Selain pemilihan gubernur serta wakil gubernur, pesta rakyat juga berlangsung di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Sunarto menegaskan sinergi merupakan kunci utama dalam menyukseskan pilkada dan menghadapi karhutla.

Khusus untuk karhutla, Sunarto menuturkan bahwa Polda Riau yang memiliki ribuan bhabinkamtibmas yang tersebar di setiap pelosok desa terus melakukan sosialisasi.

Setiap polsek juga diminta terus menggandakan kewaspadaan dan kesiapan, terutama saat pemilihan tiba. Sepanjang 2018 ini, total lebih dari 1.700 hektare lahan di Riau hangus terbakar, yang dapat dipastikan 99 persen akibat ulah manusia. Pelajaran menarik yang dapat ditarik dari peristiwa karhutla adalah, pelaku melakukannya pada saat petugas dalam keadaan lengah.

Untuk itu, dia mengatakan instruksi khusus diberikan kepada jajaran polsek yang berada di wilayah rawan karhutla, seperti Meranti, Bengkalis, Rokan Hilir, Siak, Dumai, dan Pelalawan.

"Kemudian, kita juga menekankan kepada setiap personel untuk langsung melakukan penanggulangan secara dini apabila terjadi kebakaran dan jangan menunggu menjadi besar," ujarnya.

Disamping itu, Polda Riau sebagai bagian dari satgas bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah, dan masyarakat terus melakukan penegakan hukum bagi pelaku pembakaran.

Sunarto optimistis jika Polda Riau dapat menjawab dua tantangan berat tersebut, jika bekerja secara profesional, proporsional sesuai program Promoter Kapolri serta meningkatkan sinergi bersama seluruh pihak.