Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 30 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Senin.
"Titik panas dengan confidence 50 persen ke atas terpantau di sembilan kabupaten dan kota di Provinsi Riau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ke 30 titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua tersebut mayoritas terpantau di Kabupaten Bengkalis dengan total 10 titik. Selanjutnya titik panas turut terpantau di Rokan Hilir enam titik dan Rokan Hulu empat titik.
Siak terpantau sebagai kabupaten penyumbang titik panas ke empat dengan total tiga titik. Diikutri Meranti dan Indragiri Hulu masing-masing dua titik. Serta Pelalawan, Indragiri Hilir dan Kota Dumai satu titik.
Secara umum, BMKG mendeteksi sebanyak 79 titik panas di Riau. Selain 30 titik panas di Riau, turut terpantau 22 titik panas di Sumatera Selatan, 12 titik di Sumatera Utara, empat titik di Bangka Belitung, tiga titik masing-masing di Bengkulu dan Sumatera Barat.
Kemudian titik panas turut terpantau di Jambi dan Kepulauan Riau masing-masing dua titik, serta Aceh satu titik.
Sementara itu, dari 30 titik panas di Riau, 11 titik lainnya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Titik api terbanyak terpantau di Bengkalis enam titik, Rokan Hilir tiga titik, serta satu titik lainnya di Siak dan Indragiri Hulu.
Luas lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga Juli 2017 sudah mencapai 548,72 hektare. Lahan yang terbakar itu menyebar di sejumlah titik di Provinsi Riau.
Di antara wilayah yang mengalami kebakaran cukup masif sejak awal tahun ini adalah Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Meranti, Rokan Hulu, Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir kebakaran berkisar dua hingga puluhan hektare terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Meranti.
"Hingga kini kami terus mengantisipasi kebakaran meluas menyusul masuknya musim kemarau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger.