Pekanbaru (Antarariau.com) - Ratusan mahasiswa Universitas Riau pada Senin sore menggelar berunjuk rasa dengan aksi teatrikal untuk mengkritisi foto pertemuan antara perwira polisi dan bos sawit di depan pintu masuk Markas Kepolisian Daerah Riau, Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru.
Sebelum menggelar aksi teatrikal, mahasiwa dengan almameter biru langit itu terlebih dahulu berorasi dan meminta agar Brigjen Supriyanto mundur dari jabatannya sebagai Kapolda Riau.
Mahasiswa menyatakan bahwa dengan tersebarnya foto pertemuan tiga perwira jajaran Polda Riau masing-masing Kapolresta Pekanbaru Kombes Toni Hermawan, Direktur Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol Rivai Sinambela dan Direktur Kriminal Umum Polda Riau Kombes Pol Surawan telah mencederai kepercayaan masyarakat Riau.
"Karena orang yang kita percaya telah bersubahat dengan mafia pembakar lahan. Sekarang kita mendapat info kalau para polisi yang bersubahat dengan mafia ini tidak bersalah," teriak koordinator lapangan aksi, Faizal Indra Rangkuti.
"Kita minta Kapolda dicopot. Sepakat teman-teman," teriaknya lagi yang disertai jawaban sepakat oleh sekitar 500 an mahasiswa yang hadir.
Tuntutan massa dari almamater biru langit ini bukan tanpa alasan. Mahasiswa menilai, Bumi Lancang Kuning sudah 19 tahun terpapar asap. Mereka menilai pemerintah dan penegak hukum harus fokus untuk mengatasi bencana akut tersebut. Namun penegak hukum justru sibuk berkumpul dan mereka menilai melakukan negosiasi dengan mafia pembakar lahan.
"Karena hukum kita sudah dibeli. Hari ini, kita ingin mereformasi polisi-polisi di Riau," lanjut Faizal.
Presiden BEM UR, Abdul Khair, dalam orasinya mempertanyakan etika oknum pejabat utama jajaran Polda Riau yang bertemu dengan pengusaha perkebunan.
Aksi demo tersebut sempat dihentikan beberapa saat ketika adzan Ashar berkumandang. Dalam aksi yang menyebabkan kemacetan panjang karena massa memblokir jalan tersebut, mahasiswa melakukan sholat berjamaah di tengah Jalan Jenderal Sudirman.
Usai sholat berjamaah, mereka melanjutkan dengan menggelar aksi teatrikal. Dalam aksinya, mahasiswa memperagakan "kongkow-kongow" yang diduga dilakukan pejabat Polda Riau dengan pengusaha. Dalam aksi tersebut juga digambarkan kalau hal ini bertentangan dengan kondisi Satgas Riau yang berjibaku melakukan penanggulangan Karhutla. Sementara, dalam aksi tersebut anak-anak sekolah, ibu-ibu hamil, dan orang tua, menderita akibat bencana kabut asap yang ditimbulkan dari Karhutla.
Sekitar satu jam melakukan aksi, Wakapolda Riau, Kombes Pol Suharsono menyambangi mahasiswa. Kepada mahasiswa, Suharsono menjelaskan jika foto yang beredar di salah satu media sosial tersebut tidak dikehendaki oleh semua pihak. Lebih lanjut, ia menjelaskan Kapolri telah mengambil sikap dengan beredarnya foto yang menjadi viral tersebut.
Dia mengatakan saat ini Div Propam Mabes Polri masih melakukan penyelidikan. Hal ini tentunya membutuhkan waktu dan tengah menunggu hasilnya.
Sebelumnya beredar luas foto antara pejabat Polda Riau dengan pimpinan PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) yang saat ini dalam penyelidikan akibat 800 hektare lahan perusahaan perkebunan itu terbakar.
Dalam foto tersebut terlihat ketiga penegak hukum berfoto bersama dengan sejumlah minuman beralkohol di atas meja. Sementara foto lainnya terlihat Kapolresta Pekanbaru bersama Surawan sedang memegang gelas kecil atau sloki.
Sebelumnya Polda Riau telah membantah bahwa foto itu merupakan pertemuan antara jajarannya dengan petinggi perusahaan. Kapolda Riau Brigjen Supriyanto mengatakan pertemuan di dalam foto itu merupakan tidak disengaja.