Penumpang Maskapai Di Riau Turun Empat Persen

id penumpang maskapai, di riau, turun empat persen

Penumpang Maskapai Di Riau Turun Empat Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Penumpang maskapai penerbangan pada Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tahun ini mengalami penurunan sekitar empat persen dibanding dengan tahun 2013, yakni rute domestik maupun rute internasional.

"Dari laporan kami tahun ini dibanding tahun 2013 turun sekitar 4 persen , sedangkan total jumlah penumpang per hari tahun ini sekitar 12.000 orang dari tahun sebelumnya 13.000 orang," papar General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Arif Darmawan di Pekanbaru, Selasa.

Kondisi itu, menurut dia, terjadi karena tekanan bisnis atau tekanan pergaruh ekonomi yang melambat secara umum tingkat nasional sesuai dengan perkembangan ekonomi di Provinsi Riau dan bahkan memiliki kecendrungan kearah negatif dari sisi penumpang maskapai.

Sedangkan frekuensi penerbangan tidak bisa dibanding per pesawat baik lepas landas atau mendarat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru karena jenis dan tipe pesawat yang berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau dulu, maskapai masih menggunakan 737 series dengan kapasitas 130 orang penumpang atau 130 orang penumpang. Tapi sekarang ada 160 orang penumpang sampai 215 orang penumpang atau dari segi jumlah penumpang sudah tinggi," ucapnya.

"Airlines Operator Comittee/AOC" Pekanbaru sebelumnya menyatakan frekuensi terbang yang dilakukan maskapai penerbangan di Pekanbaru cenderung turun yang menjadi sekitar 40 kali per hari dari 80 kali per hari, akibat faktor ekonomi seperti depresisiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Maskapai itu sekarang ramai-ramai mengurangi frekuensi penerbangan, sehingga paling ada pun dalam satu hari sekitar 40 kali pesawat Boeing atau Airbus take off dan landing di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim," ujar Ketua AOC Pekanbaru, Ahmad Nixon.

Waktu itu dia mengatakan, besarnya biaya bahan bakar minyak atau avtur pesawat dengan jumlah sebesar 70 persen dari total biaya yang harus dikeluarkan maskapai untuk setiap kali terbang pada suatu rute.

Belum lagi maskapai dituntut untuk memenangkan persaingan antar sesama kompetitor pada satu rute yang sama dengan kondisi ada atau tidak penumpang pesawat dan ditambah rupiah yang terus melemah terhadap nilai tukar dolar AS.

"Akibatnya Garuda untuk rute Pekanbaru-Jakarta kalau saya tidak salah jadi lima kali penerbangan dalam satu hari, dari sebelumnya enam kali. Bahkan kalau dulu pesawatnya ada yang menginap disini, sekarang jadi tidak ada lagi," katanya.