Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah akan menguat karena penurunan peringkat utang Amerika Serikat AS) oleh Moody’s.
“Berita penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s mendorong pelemahan dolar AS,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Melansir Xinhua, disebutkan bahwa penurunan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 bakal meningkatkan tekanan ekonomi AS yang tengah menghadapi risiko resesi di tengah peningkatan tarif dan ekspektasi inflasi.
Moody’s menjadikan utang pemerintah dan pembayaran bunga AS sebagai alasan penurunan peringkat tersebut. Pemerintah dan Kongres AS dinilai gagal untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan kenaikan biaya bunga.
Potensi penguatan rupiah juga berasal dari ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) karena kondisi ekonomi AS yang melemah akibat kebijakan tarif AS yang menurunkan konsumsi juga memicu pelemahan dolar AS.
Presiden AS Donald Trump sendiri telah menuntut The Fed agar segera memangkas suku bunga lebih cepat.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi menguat ke kisaran Rp16.350-Rp16.400 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 36 poin atau 0,22 persen menjadi Rp16.481 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.445 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi gencatan perang tarif AS-China
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat seiring inflasi AS lebih rendah dari perkiraan