Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tercatat mengalami erupsi sebanyak enam kali pada Sabtu pagi sejak pukul 00.00 hingga 9.30 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 2 November 2024, pukul 09.18 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sebelumnya, pada pukul 08.40 WIB dan 08.45 WIB, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut erupsi dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Gunung Semeru juga erupsi pukul 06.17 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik," tuturnya.
Pada pukul 03.13 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi dengan tinggi letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.
"Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik," katanya.
Sebelumnya,pukul 00.20 WIB, Gunung Semeru erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 128 detik.
Liswanto mengatakan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Gunung Semeru alami erupsi lagi dengan letusan hingga 800 meter
Baca juga: Gunung Semeru alami beberapa kali erupsi dengan letusan hingga 600 meter
Berita Lainnya
Daftar tunggu 23 tahun, wujudkan cita-cita haji muda dengan mendaftar porsi di BRK Syariah
21 November 2024 16:34 WIB
Ganda campuran Indonesia Dejan/Gloria tak ingin lengah hadapi Tang/Tse di perempat final
21 November 2024 16:17 WIB
Menpora Dito Ariotedjo minta PB Pergatsi fokus bina olahraga gateball
21 November 2024 16:01 WIB
Wapres Gibran Rakabuming Raka ajak pemuda kerja keras wujudkan Indonesia Emas 2045
21 November 2024 15:55 WIB
Komisi III DPR RI setujui Setyo Budiyanto jadi Ketua KPK 2024-2029
21 November 2024 15:49 WIB
Ringgo Agus Rahman berhasil raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
21 November 2024 15:05 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut kekayaan budaya Indonesia adalah mega diversity
21 November 2024 14:57 WIB
Ketiga pasangan calon komitmen ciptakan pemilu damai pada Pilkada DKI Jakarta
21 November 2024 14:34 WIB