Rusia dan Iran berjanji untuk perkuat hubungan bilateral

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Rusia

Rusia dan Iran berjanji untuk perkuat hubungan bilateral

Arsip -Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) melakukan pertemuan pada 28 Juni 2019, dengan didampingi sejumlah pejabat Rusia. (Dokumentasi Kremlin)

Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin dan penjabat presiden Iran Mohammad Mokhber bertemu di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di ibu kota Kazakhstan, Astana, Kamis (4/7), dan berjanji untuk memperkuat hubungan bilateral.

Putin mengawali pertemuan dengan mendoakan rakyat Iran "sukses dalam pemilihan presiden putaran kedua" serta menekankan bahwa hubungan antara Moskow dan Teheran akan terus menguat terlepas dari hasil jajak pendapat yang diperoleh.

Presiden Rusia itu mengakui bahwa perdagangan bilateral pada 2023 menurun. Namun, ia berharap berharap bergabungnya Iran ke organisasi kerja sama ekonomi regional Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) akan membantu mengatasi masalah itu.

"Negara-negara anggota organisasi tersebut sedang mempertimbangkan permohonan Iran untuk mendapatkan status negara pengamat di EAEU. Kami mendukung hal ini," kata Putin.

Putin juga menyoroti peningkatan pariwisata antara kedua negara, dan mencatat bahwa jumlah wisatawan di Iran telah meningkat seperempatnya.

"Pendekatan kita pada isu-isu utama internasional hampir sama. Kita bersatu dalam keinginan untuk menciptakan tatanan dunia multipolar, mematuhi semua norma hukum internasional, dan mempertahankan peran sentral PBB," ujarnya.

Mokhber, sementara itu, menekankan bahwa pemimpin spiritual Iran merancang strategi untuk membangun hubungan yang sangat dekat dan mendalam dengan Rusia dan terus mengawasi implementasinya.

"Pemimpin spiritual mengatakan bahwa hubungan kami dengan Federasi Rusia begitu dalam dan tidak dapat diubah sehingga perubahan dalam pemerintahan tidak memengaruhi hubungan ini dengan cara apa pun," kata Mokhber.

Pemimpin Iran itu juga mengucapkan terima kasih kepada Putin atas pernyataan belasungkawa yang ia sampaikan atas kematian presiden sebelumnya, Ebrahim Raisi, beserta beberapa pejabat lainnya dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei.

Pada 19 Mei, sebuah helikopter yang membawa presiden Iran, menteri luar negeri Hossein Amir-Abdollahian jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, Iran.

Sehari kemudian, Ketua Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran Pir Hussein Kolivand menyatakan seluruh penumpang dan awak helikopter itu tewas dalam kecelakaan tersebut.

Baca juga: Sembilan tewas, 25 orang terluka dalam insiden penembakan di Dagestan Rusia

Baca juga: Rusia nyatakan siap untuk bahas pembicaraan damai dengan Ukraina kapan saja


Sumber: Anadolu