Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup naik setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Pada akhir perdagangan Kamis, Rupiah menguat 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.270 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.295 per dolar AS.
"Inflasi di AS 0 persen di bulan Mei dibandingkan perkiraan untuk naik 0,1 persen, sedangkan year on year turun ke 3,4 persen dibandingkan perkiraan 3,5 persen," kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Lukman menuturkan pidato Ketua bank sentral AS atau The Fed Jerome Powell dalam Federal Open Market Committee (FOMC) dinilai sedikit lebih hawkish akan membatasi penguatan rupiah.
Jerome masih menganggap belum saatnya menurunkan suku bunga dan kemungkinan penurunan hanya sekali pada 2024 sebesar 25 basis poin.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke level Rp16.286 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.297 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah melemah di tengah pasar tunggu rilis data inflasi inti AS
Baca juga: Nilai tukar rupiah perkirakan melemah seiring pasar antisipasi pertemuan FOMC AS
Berita Lainnya
BMKG: Waspadai angin puting beliung berpotensi terjadi pada masa pancaroba
28 September 2024 16:10 WIB
Waspada kebakaran, masyarakat diimbau jangan bakar sampah saat angin kencang
28 September 2024 15:51 WIB
Pembalap Mario Aji start dari posisi ke-24 ajang Moto2 di Sirkuit Mandalika
28 September 2024 15:43 WIB
Jubir sebut Prabowo-Megawati akan bertemu sebelum pelantikan presiden
28 September 2024 15:35 WIB
Bambang Soesatyo usulkan Soeharto dapat gelar pahlawan nasional
28 September 2024 15:19 WIB
Dirjen Hubla sebut 28 pelabuhan baru telah dibangun selama periode 10 tahun
28 September 2024 15:12 WIB
KSAL sebut jumlah kapal selam TNI AL saat ini belum memadai
28 September 2024 14:39 WIB
Indonesia-Azerbaijan sepakat tandatangani perjanjian bebas visa diplomatik
28 September 2024 14:33 WIB