Wamentan: Saya "Jatuh Merk" Dibandingkan Gubernur Riau

id wamentan saya, jatuh merk, dibandingkan gubernur riau

Wamentan: Saya "Jatuh Merk" Dibandingkan Gubernur Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Wakil Menteri Pertanian RI Dr Rusman Heriawan mengatakan dirinya seharusnya berada lebih awal di podium sebelum Gubernur Riau Annas Maamun berpidato karena ternyata dirinya menjadi "jatuh merk" dari gubernur yang dilantik pak Annas.

"Saya jatuh merk dengan Gubernur Riau karena lebih muda dari saya kendati usia beliau sudah 73 tahun itu, karena beliau tidak pakai kaca," kata Wamentan RI Rusman Heriawan di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan itu ketika mengawali berbicara sebagai "key note speaker" dalam Musda ASPEK PIR ketiga Riau dan seminar nasional, digelar 27-28 Februari 2014 yang diikuti 400 peserta berasal dari petani plasma, ASPEKPIR, perusahaan perkebunan besar, pelaku usaha dan PPK Medan itu.

Sedangkan Gubernur Riau Anas Maamun kini berusia 73 tahun dan mantan Bupati Rohil dua periode dan pernah Menjadi Ketua DPRD Bengkalis satu periode dan Rokan Hilir selama dua periode itu juga pernah menjadi Kepala Desa tahun 1960.

Menurut Wamentan, pak Anas kelihatan lebih muda juga karena selama sepuluh menit di podium beliau tidak bergeming dan terlihat masih kuat.

"Akan tetapi, berbeda dengan saya, lebih dari sepuluh menit di podium kaki sudah kesemutan," katanya yang disambut gelak tawa para peserta Musda itu.

Pada kesempatan itu, Wamentan juga memuji Ketua Umum ASPEKPIR Riau Setiyono yang sering jumpa dengan dirinya baik di Jakarta dan terakhir di Bali.

"Pak Setiyono pekebun lokal tetapi rejekinya global," katanya juga disambut derai tawa peserta Musda.

Sebagai pembicara, Wamentan mengatakan tema Musda ASPEKPIR Riau "Membangun Kemitraan yang Harmonis" cukup tepat, karena merupakan sikap sadar terhadap prinsip kemitraan, diawali dengan pengembangan perkebunan rakyat dalam bingkai konsep kemitraan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

Dalam tema ini juga tersirat sikap bahwa kelanjutan dan peningkatan pengembangan perkebunan rakyat ke depan, pilihan langkahnya adalah mengembangkan kemitraan yang harmonis dan berkelanjutan.

"Dengan demikian pengembangan kemitraan itu bukan sebatas pilihan, tetapi harus menjadi tekad semua pemangku kepentingan perkebunan kelapa sawit, untuk menyukseskan pembangunan kelapa sawit ke-dua, setelah kita melampaui sukses pembangunan perkebunan kelapa sawit pertama, yaitu menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia sejak tahun 2006," katanya.