Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Chevron Pasific Indonesia dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sepanjang 2013 lewat program sosialnya telah menyunat gratis sebanyak 450 orang anak di Riau.
"Program ini dilaksanakan sebagai wujud bentuk kepedulian terhadap lingkungan di sekitar operasional SKK Migas - PT Chevron Pacific Indonesia bekerja sama dengan YKPI Al Ittihad," kata Manager Komunikasi Chevron Riau, Tiva Permata, Kamis.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan program yang memang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
Ia menjelaskan, bahwa khitanan massal ini dilaksanakan untuk anak-anak yang kurang mampu dan berdomisili di sekitar area perusahaan.
Terakhir, kata dia, kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (15/12) bertempat di asrama PCR Rumbai.
Menurut dia, kegiatan tersebut adalah kegiatan mulia untuk melaksanakan kewajiban khitan rasul dimulai dengan melakukan pendataan di sekolah - sekolah yang ada di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir.
Tujuannya, kata Tiva, adalah untuk mencari anak-anak yang usianya sudah cukup, memiliki keinginan untuk disunat namun tidak memiliki biaya.
"Pada tahun 2013, total anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan khitan massal mencapai 450 peserta. Masyarakat sangat antusias menyambut program tersebut. Hal ini terlihat dari kenaikan jumlah peserta dari tahun 2012 yang berjumlah 300 anak. Pada kesempatan ini peserta juga mendapat bantuan berupa sarung gratis, obat- obatan, serta pengecekan kembali di klinik," katanya.
Penyelenggaraan kegiatan sunatan massal ini didukung secara dana sepenuhnya oleh SKK-Migas dan Chevron sebagai sponsor tunggal untuk tahun ini. Kegiatan ini sebelumnya kata dia juga dihadiri oleh perwakilan pemerintahan yaitu Sekretaris Camat Rumbai.
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu keluarga kurang mampu disekitar CPI untuk melaksanakan kewajiban khitan sebagai seorang muslim," katanya.
Salah satu pesertanya yakni Okta Aprianto, siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 091, putra dari pasangan Arber dan Mardianus.
Dia mengucap syukur karena keinginannya untuk disunat dapat terwujud, meskipun kondisi rumahnya sedang mengalami kebanjiran.