Pekanbaru, (antarariau.com) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Chatib Basri meminta pemerintah daerah di Provinsi Riau untuk mulai meningkatkan nilai jual komoditas, dan mulai menghentikan ekspor bahan mentah.
"Indonesia, khususnya Riau, tidak bisa terus menerus impor bahan baku, mentah. Itu gaya penjajah VOC, cuma ekspor minyak sawit dan minyak mentah saja," kata Chatib Basri dalam dialog "Peningkatan Iklim Investasi Dalam Menyongsong ASEAN Economic Community 2015", di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, kebiasaan Indonesia mengekspor bahan baku memang tidak bisa langsung dihilangkan, namun bisa dilakukan secara gradual dengan perencanaan. Hal itu perlu disadari karena banyak negara-negara asing sengaja membuat kebijakan tarif impor bahan mentah semurah mungkin, agar Indonesia terus mengekspor dan produk olahannya dijual kembali ke Indonesia.
"Kita jangan mau terus menjadi pasar produk asing," katanya.
Ia menyadari banyak kendala untuk berinvestasi di daerah, seperti di Riau yang paling utama adalah masalah infrastruktur jalan. Karena itu, Chatib berjanji akan mendukung rencana pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai dengan mencarikan investor untuk menanamkan modal.
"Saya akan carikan investor untuk tol, tapi iklim investasi juga harus dijaga," katanya.
Wakil Gubernur Riau HR. Mambang Mit dalam kesempatan itu menyampaikan enam masalah utama dalam berinvestasi di Riau. Ia mengakui masalah utama adalah infrastruktur berupa jalan, fasilitas air bersih, kelistrikan dan pembuangan limbah.
Namun, ia optimis rencana pembangunan tol Pekanbaru-Dumai akan sangat membantu mempermudah investasi daerah sehingga butuh dukungan dari pemerintah pusat.
"Saya sadari kalau infrastruktur tak dibenahi maka akan mengakibatkan stagnasi dalam berinvestasi," ujarnya.
Selain itu, kendala lainnya adalah belum kunjung selesainya pengesahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Riau di Kementerian Kehutanan. Kendala itu berbuntut pada masalah lainnya, yakni konflik sengketa lahan dengan masyarakat.
Masalah lainnya adalah lambannya proses perizinan dan minimnya kelengkapan data dan studi proyek investasi. Selain itu, rencana pemerintah untuk membuat kawasan industri terpadu dan kawasan ekonomi khusus belum fokus dibahas.
"Saya bicara yang jelek-jeleknya sajalah, dengan harapan ada solusi bersama dan yang bagus akan datang menyusul," kata Mambang Mit.
Berita Lainnya
Adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un tampik kecurigaan ekspor senjata ke Rusia
17 May 2024 11:59 WIB
Raksasa ritel Indonesia kembali unjuk gigi di Pameran Impor dan Ekspor China
20 April 2024 14:27 WIB
Februari 2024 nilai ekspor Provinsi Riau turun jadi 1,23 miliar dolar AS
21 March 2024 7:46 WIB
Membidik peluang dagang penuh optimisme untuk perekonomian yang lebih baik
05 March 2024 12:09 WIB
Durian jadi "buah emas" di antara sejumlah komoditas ekspor Vietnam
02 March 2024 14:23 WIB
Mendag sebut penurunan ekspor Januari 2024 adalah pola tahunan
17 February 2024 11:02 WIB
Nilai ekspor Riau 1,51 miliar dolar AS selama Januari 2024
15 February 2024 20:36 WIB
Menperin Agus Gumiwang targetkan ekspor mobil tahun 2024 naik hingga 20 persen
15 February 2024 14:40 WIB