Peparnas: Mengukir Prestasi Di Balik Trauma Masa Lalu

id peparnas mengukir, prestasi di, balik trauma, masa lalu

Peparnas: Mengukir Prestasi Di Balik Trauma Masa Lalu

"Hanya galau," demikian ungkapan Guntur Senter (28), seorang atlet cabang olahraga renang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV 2012 asal Kalimantan Timur ini ketika ditanyai wartawan soal kenangan pahit masa lalunya, Selasa malam.

Insiden kecelakaan kapal di tahun 2000, ketika itu pria lajang ini berusia 17 tahun, mengakibatkan Guntur harus kehilangan sebelah tangannya.

Kejadian tak terlupakan itu sempat membuat Guntur trauma dan harus minder dengan sejumlah teman sebayanya.

"Tapi hanya galau, itu pun tidak lama," katanya dengan sambil tersenyum meledek puluhan awak media yang berada di hadapannya. Ketika itu, pria inspirator bagi semangat juang setiap insan menusia ini tengah 'diinterogasi' oleh wartawan yang telah menantinya di Media Center Utama (MCU) Peparnas XIV 2012 Riau di Pekanbaru.

Dengan wajah ceria, laki-laki berambut pendek dengan gaya sedikit 'nyentrik' ini kembali mencoba untuk mengingat-ingat insiden pilu masa lalunya itu.

Jumpa pers ketika itu, layaknya ajang curhat bagi atlet renang andalan Kaltim ini. Ia pun tidak sungkan untuk mencurahkan seluruh kenangan itu.

"Waktu itu tahun 2000, kapan tepatnya saya lupa. Saya sedang mencari ikan dengan menggunakan perahu. Tiba-tiba saya terjatuh tepat di dekat mesin yang akhirnya mengakibatkan tangan saya cacat seperti ini," katanya.

Lagi-lagi Guntur menyatakan, peristiwa itu hanya membuatnya sedikit 'galau'. Tidak lebih dari itu.

Menurut dia, dukungan semangat dari keluarga dan teman sebaya ketika itu membuatnya ingin tetap menjadi Guntur yang ceria dan senang dengan canda gurau.

"Bahkan waktu itu, setelah sempat galau, semangat saya kembali dan lebih menggebu-gebu," katanya.

Memulai Prestasi

Guntur secara berlahan terus menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kalangan pers malam itu. Lagi-lagi dengan wajah yang ceria, tidak menunjukkan kesedihan sedikit pun.

Dia mengaku, prestasi yang sekarang diraihnya bermula dari kemauan sendiri, plus dukungan keluarga dan teman-teman yang begitu besar.

Pria ini mengakui, kehilangan sebelah tangan (tangan kiri) tidak kemudian menyurutkan semangat juang untuk meraih prestasi.

Bahkan sebelum turut ambil bagian pada Peparnas kali ini, Guntur juga telah mengikuti beberapa pertandingan pada 'event' nasional maupun internasional.

"Terakhir saya mengikuti Paralyimpic ASEAN di Solo tahun 2011," katanya.

Pada turnamen internasional itu, Guntur mengaku sempat meraih dua medali emas dan dua perak di nomor 50 meter gaya kupu-kupu, dan 100 meter gaya dada dan gaya bebas.

Persaingan yang begitu ketat ketika itu, diakuinya justru membuat semangatnya semakin membara. Terbukti, dua emas dan dua perak untuk diraihnya.

Pada pengukiran prestasi di Paralympic ASEAN Games tersebut, Guntur mengaku telah mendapatkan bentuk nyata apresiasi pemerintah, yakni berupa uang tunai sebesar Rp130 juta.

Jumlah yang tidak begitu besar, namun diakuinya begitu bermanfaat untuk menghidupi seluruh anggota keluarga yang berperekonomian pas-pasan.

"Saya berharap, ke depan tidak ada diskriminasi atau pembeda-bedaan antara atlet normal dengan kami yang difabel. Karena kami juga membuktikan telah memberi yang terbaik," katanya.

Pecah Rekor

Perjuangan Guntur tidak putus sampai di situ. Ia kembali mengukir prestasi pada cabang renang di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV 2012 di Pekanbaru, Riau.

Guntur Senter, atlet asal Kalimantan Timur ini bahkan berhasil melampaui rekor Asia Tenggara untuk nomor 50 meter gaya kupu-kupu kelas S-8 putra dengan waktu 33,38 detik.

Aksi tangguh sang inspirator penyemangat ini berlangsung di arena renang yang berlokasi di Komplek Sport Center, Rumbai, Pekanbaru.

Rekor Asia Tenggara sebelumnya dipegang Kulek D asal Malaysia yang direbut pada kejuaraan 18 Agustus 2009 dengan waktu 35,44 detik.

Selain itu, Guntur juga memecahkan rekor nasional oleh Daniel C. Patay (Papua) pada Perpanas 2008 di Kalimantan Timur dengan waktu 39,68 detik.

"Ini adalah pemecahan rekor pertama saya. Mudah-mudahan ke depan saya akan lebih baik," kata pria yang memiliki cita-cita menjadi pengusaha ini.

Pada pertandingan cabang renang Peparnas Riau di nomor yang sama (saingan Guntur), untuk medali perak diraih Chandra Eka Putra dari Riau dan perunggu dipersembahkan perenang Akhmad Rijali dari Kalimantan Selatan.

Pada nomor gaya kupu-kupu tersebut perenang Samsul Padju (Gorontalo) pasrah pada urutan terakhir dengan waktu 55,29 detik.

Dengan 'segudang' prestasi itu, setidaknya Guntur, sang inspirator penyemangat asal Kaltim ini dapat lebih jauh menatap masa depan yang positif.

Kecelakaan yang membuat dia harus kehilangan sebelah tangannya memang sempat membuat dia galau. Namun, dengan motivasi yang begitu tinggi, dia pun akhirnya mencatat prestasi gemilang di tingkat nasional.