Pekanbaru, (antarariau) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan proyek-proyek fisik PON XVIII secara signifikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau yang secara kumulatif hingga triwulan II 2012 mencapai 4,52 persen dan dengan migas 7,51 persen.
"Kontribusi PON pada pertumbuhan ekonomi Riau triwulan II sangat terasa dalam pembentukan modal tetap bruto atau PMTB," kata Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi termasuk migas pada triwulan II 2012 naik sebesar 0,90 persen dibandingkan triwulan I dan tumbuh 3,96 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011. Sumber pertumbuhan berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,67 persen.
Struktur ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II 2012 didominasi oleh ekspor sebesar 51,03 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 30,98 persen dan PMTB 24,44 persen.
"Selama Januari-Juni 2012, struktur ekonomi Riau juga didominasi oleh ketiga komponen tersebut. Sumbangan dari PON melalui PMTB juga cukup besar, yakni sekitar seperempatnya atau mencapai 24,44 persen," ujar Mawardi.
Sedangkan, perekonomian Riau tanpa migas triwulan II 2012 tumbuh sebesar 2,80 persen terhadap triwulan I 2012. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 1,77 persen dan menjadi sumber pertumbuhan 1,31 persen.
Apabila dibandingkan dengan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya perekonomian Riau mengalami pertumbuhan sebesar 7,50 persen.
Struktur ekonomi Riau tanpa migas pada triwulan II 2012 didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 49,22 persen. Kemudian kontribusi ekspor sebesar 38,18 persen dan PMTB sebesar 20,58 persen.
"Kontribusi PMTB kemungkinan masih akan terus bertambah besar pada pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan III," katanya.
Ia menambahkan, perekonomian Riau dengan migas yang diukur berdasarkan besaran PDRB datas dasar harga berlaku pada triwulan II 2012 mencapai Rp113,5 triliun. Sedangkan, PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp26,3 triliun.
Apabila dalam penghitungan tak termasuk migas, nilai PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan 2000 masing-masing sebesar Rp71,4 triliun dan Rp13,7 triliun.