Pentingnya menjaga tulang punggung dan tulang ekor

id Tulang belakang,Dokter fabian

Pentingnya menjaga tulang punggung dan tulang ekor

Dokter Fabian saat memberikan penjelasan. (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Pertambahan usia membuat fungsi tubuh terutama tulang mulai menurun. Tidak jarang memasuki usia 40-60 tahun atau lanjut usia (lansia) fungsi tulang punggung sebagai salah satu organ vital tubuh juga mulai menua.

Consultan Orthopaedic Surgeon

dr Fabian Chong Tien Fook asal rumah sakit di Malaysia melalui virtual kepada media mengatakan, tulang punggung lama-kelamaan menjadi kurang protektif dan menjadi sempit seiring bertambahnya usia.

Ketika sumsum tulang belakang kehilangan elastisitasnya, orang bisa mengalami sakit punggung parah yang menurunkan kualitas hidup mereka sehingga tugas sehari-hari terhambat.

Cara pengobatannya dengan pembedahan, pembedahan tulang belakang, suatu pilihan atau keharusan karena saat ada kecelakaan tulang belakang, itu adalah permasalahan yang yang butuh solusi.

Bekerja selama 17 tahun sebagai dokter spesialis ortopedi,Fabian mengatakan, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum pasien menjalani pembedahan tulang.

Gambaran pembedahan bagi pasien yang mengalami ketidakkenyamanan pada tulang belakang adalah solusi. Sebagai dokter spesialis bedah ortopedik, dia sering mengingatkan pasien bahwa setiap pembedahan tulang adalah pembedahan “major” dan mempunyai risiko tertentu bergantung kepada jenis dan faktor sakit tulang dialami oleh pasien.

Sebagai contoh, pasien yang mengalami slip di tulang rawan keluar dari saraf, pilihan pengobatannyaadalah menjalani pembedahan.

"Namun apabila pasien yang mendapatkan perawatan belum lumpuh dan masih bisa berjalan, maka akan diberikan perawatan lewat obat nyeri atau suntikan, serta menjalani fisioterapi, tidak harus menjalani pembedahan," kata dokter lulusan MS Ortho, Fellowship in Arthroplasty Lindenlohe, Jerman itu.

Ia pernah mengobati pasien wanita asal Vietnam yang mengalami kecelakaan gudriblegia (kelumpuhan pada syaraf belakang), yang mana kecelakaan itu terjadi pada tulang bagian cervical (C) 5 hingga C6 termasuk kecelakaan di bagian saraf tunjang yang mengganggu pernapasan akibat jatuh dari tempat yang tinggi.

Dari pemeriksaan didapati sendi tulang antara CS dan terkehel atau (subluxasation), yaitu kedua sendi itu lari dari tempat asal sehingga menyebabkan tulang tersebut terkena saraf tunjang yang mengawal pernapasan.

Pembedahan dilakukan dengan memasukkan besi ke dalam tulang belakang pasien agar sendi tersebut stabil, dan memastikan saraf yang bersangkutan dapat sembuh.

"Kami dalam praktik di rumah sakit kerajaan memberikan waktu hingga sembilan bulan, untuk pulih termasuk memastikan pasien melakukan perawatan dan menjalani rehabilitasi," katanya.

Pasien yang dulunya terbaring akibat kecelakaan tulang, dalam waktu setahun mulai menggerakkan tangan dan kakinya, dan berlanjut pada fisioterapi.

"Di masa pandemik COVID-19 ini kami kini juga melayani konsultasi daring bagi pasien asal Riau, dengan biaya Rp150.000 untuk sekali virtual dengan waktu setengah jam," tukasnya.