Kenaikan BBM sebaiknya diikuti konversi

id kenaikan bbm, sebaiknya diikuti konversi

Pekanbaru - Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi menurut pandangan ekonom sebaiknya diikuti dengan program konversi energi yang direncanakan dan dijamin tidak menimbulkan gejolak ketika harga BBM melambung.

"Salah satu konversi energi yang dimaksud adalah mengembangkan bio energi baik gas maupun matahari, air dan lainnya sebagai solusi pemanfaatan bahan bakar bagi masyarakat," kata Pemerhati ekonomi dan politik dari Universitas Riau (UR), Ediyanus Herman Halim di Pekanbaru, Selasa.

Kemudian kebijakan-kebijakan pemerintah terkait transportasi, menurut Ediyanus, juga sangat diperlukan untuk penghematan energi termasuk BBM.

Seperti yang diketahui, ujarnya, selama ini perkembangan atau permintaan kendaraan baik roda dua maupun roda empat mengalami peningkatan yang sangat pesat setiap tahunnya.

Hal tersebut menurutnya kemudian memicu terjadinya kemacetan lalu lintas, kususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bogor dan Bandang.

Bahkan, katanya, kondisi kronis lalu lintas kendaraan juga mulai 'menjalar' ke wilayah kota-kota berkembang di Sumatra termasuk Pekanbaru.

"Nah, untuk itu, sebaiknya mulai dari sekarang, pemerintah pusat maupun di daerah berupaya mencarikan solusi agar kemacetan kendaraan di wilayah kota-kota besar dapat diminimalisasi sehingga penghematan BBM berlahan dapat tercapai," katanya.

Menurut Ediyanus, tidak sedikit BBM yang difungsikan untuk 'menyalakan' kendaraan bermotor baik sepeda motor dan mobil habis di tengah kemacetan dalam berlalu lintas.

Seperti data dari berbagai sumber yang didapat, kata dia, pemborosan akibat kemacetan di Jakarta bahkan mencapai belasan triliun rupiah setiap tahunnya.

"Belum lagi akibat kemacetan di berbagai kota berkembang lainnya, termasuk Kota Pekanbaru pada jam-jam tertentu, terutama pada saat jam masuk sekolah dan kantor serta jam pulang sekolah dan kantor," ujarnya.

Untuk itu, kata Ediyanus, pembangunan infrastruktur di kota-kota maju dan tengah berkembang termasuk Pekanbaru harus komprehensif.

"Jangan sampai pemborosan BBM akibat kemacetan melanda sejumlah wilayah tanah air. Karena kenaikan BBM tidak akan sebanding dengan kronis pemborosan BBM di jalanan," demikian Ediyanus.