Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Riau, Dr Nuzelly Husnedi, MARS, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan, perubahan iklim yang berakibat antara lain pada terjadinya pemanasan global, tidak memberi dampak negatif terlalu besar kepada kesehatan manusia.
"Hal itu karena manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang mampu menyeimbangi kondisi iklim, sekali pun telah terjadi perubahan iklim yang signifikan," katanya.
Karena itulah, didasarkan pada pandangan para ahli kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ia berpendapat, perubahan iklim yang kian dahsyat termasuk di tanah air, khususnya Riau, tidak memberi dampak negatif besar terhadap kesehatan manusia.
Logikanya, demikian dokter Nurzelly, saat ini di hampir seluruh daratan yang ada di muka bumi, dengan iklim berbeda pula, terdapat manusia.
"Ini sudah menjadi bukti kuat, bahwa manusia bisa hidup di kondisi iklim seperti apa pun. Tubuh manusia juga akan mampu beradaptasi dengan cuaca seperti apa saja," tuturnya.
Besaran Kelamin Pria
Disinggung mengenai pemanasan global yang katanya akan memberikan dampak terhadap (besaran) kelamin atau alat vital seorang pria, Nurzelly membantahnya.
Ia mengatakan, ini perlu pengkajian dan penelitian yang tidak main-main untuk membuktikan hal tersebut.
"Mengingat, pernyataan terkait hal itu ditakutkan akan justru mendatangkan keresahan hebat bagi khalayak. Sebab, masalah alat vital sepertinya tidak ada kaitannya dengan perubahan iklim," tegasnya.
Ia mengingatkan, pernyataan semacam ini juga sebaiknya tidak sembarangan dikeluarkan apalagi dipublikasikan.
Sebelumnya, pengamat iklim independen internasional, Sean Johnson, sempat melontarkan pernyataan, ukuran penis hampir selalu berbanding terbalik dengan fenomena-fenomena yang berhubungan dengan pemanasan global.
Dikatakannya, makin sering terjadi badai, seperti peningkatan permukaan air laut dan melelehnya es di kutub, ukuran alat vital justru makin kecil.
Pernyataan Sean Johson tersebut sempat dimuat beberapa media internasional yang kemudian dilansir oleh sejumlah media di tanah air.
Pemberitaan ini kemudian menimbulkan kehebohan bagi khalayak, termasuk masyarakat yang berada di Provinsi Riau.