Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - NI, seorang perempuan korban pemerkosaan oknum anggota polisi di Pekanbaru pada delapan tahun silam, menuntut keadilan agar kasus yang menimpanya diusut tuntas.
"Saya sudah melaporkan ke polisi sejak delapan tahun lalu, tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan," kata NI (29) kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin (14/11).
Ia mengisahkan, kejadian pemerkosaan terjadi pada tanggal 31 Desember 2003. NI saat itu masih berumur 21 tahun dan baru tiba di Pekanbaru sebagai perantau dari Padang, Sumatera Barat.
Ia mengaku bertemu dengan seorang polisi yang menjadi pelaku pemerkosaan di Simpang Jalan Arengka, Pekanbaru. Menurut dia, pelaku berseragam lengkap dan berinisial BM.
"Waktu itu saya bertanya untuk mencari kerja dan ia berjanji akan menunjukannya," ujar NI.
Menurut dia, NI masih bersikap hati-hati dan mengikuti oknum polisi itu dengan angkutan kota. Sedangkan, pelaku menggunakan sepeda motor.
Ia mengikuti pelaku hingga sampai ke sebuah rumah indekost di daerah Sidomolyo. Namun, tiba-tiba ia dibekap oleh dua orang tak dikenal dan diseret masuk ke sebuah kamar di lantai dua rumah itu.
"Cobalah teriak, nanti saya tembak. Pistol ini ada pelurunya," kata NI menirukan perkataan oknum polisi Bm.
Menurut dia, pemerkosaan itu terjadi di kamar itu melibatkan empat orang termasuk oknum polisi Bm. Tiga pelaku lainnya merupakan orang tak dikenal.
"Saya berkali-kali diperkosan sampai akhirnya mengandung," katanya.
NI mengatakan saat itu berhasil kabur dan melapor ke pos polisi tak jauh dari tempat kejadian. Namun, saat itu seorang polisi jaga bernama Aprizon seperti tak serius menanggapi laporannya.
"Ia menulis laporan saya hanya di selembar kertas dengan pena, dan malah meminta celana dalam saya yang berlumur darah sebagai barang bukti. Ketika saya tunjukan tempat pemerkosaan, ia juga tak memeriksanya sampai ke dalam," ujarnya.
NI mengatakan telah melaporkan kejadian itu hingga ke Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru hingga Polda Riau. Terakhir kali ia menyanyakan kasus itu ke Propam Polresta Pekanbaru pada bulan Mei 2011, namun tidak ada tanggapan yang jelas.
"Saya sudah melapor ke mana-mana tapi kenapa belum ada kejelasan juga. Saya minta ganti rugi, pelaku seharusnya dipenjara karena telah merusak hidup dan badan saya," ujar NI sambil berlinang air mata.
Ia mengatakan, bayi hasil pemerkosaan yang dikandungnya kini masih hidup dan dirawat keluarganya di Padang.
Berita Lainnya
Dikunjungi Wabup Siak, air mata ibu korban pembunuhan tak henti menetes
08 February 2022 21:49 WIB
Menteri PPPA: Korban pemerkosaan 14 pemuda di Nagan Raya masih trauma, kasihan..
10 January 2022 22:02 WIB
Rudapaksa adik ipar sendiri, pria di Meranti ini ancam bunuh anak korban
05 August 2021 7:28 WIB
Usai dicekoki miras, wanita ini jadi korban pelecehan
29 May 2020 4:48 WIB
Puluhan Perempuan Rohingya Jadi Korban Pemerkosaan Tentara Myanmar
21 October 2017 16:25 WIB
Korban Pemerkosaan Di Kampar Alami Trauma Berat
20 September 2016 21:26 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB