Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini masih berpotensi menguat kendati bergerak melemah pagi ini.
Rupiah Jumat pagi melemah 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.150 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.135 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah melemah seiring aksi protes di Hong Kong
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat, mengatakan, rupiah berpotensi naik seiring mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang dibuka menguat pagi ini.
"Ini bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah bergerak antara Rp14.120 sampai Rp14.130 per dolar AS," kata Lana.
Dari eksternal, China membantah tuduhan Trump terkait manipulasi mata uang. Otoritas China membantah tuduhan Presiden Trump dua hari lalu yang menuduh China dan Uni Eropa serta tujuh negara lainnya melakukan manipulasi mata uang domestiknya terhadap dolar AS.
Tuduhan tersebut disampaikan pasca investigasi Kementerian Keuangan AS yang mengeluarkan laporan valuta asing kepada kongres. Dalam laporan tersebut tercatat sembilan negara yang ada dalam pantauan AS yang memenuhi kriteria sebagai manipulator.
Kritikan manipulasi mata uang ini sudah lama dituduhkan AS ke China seiring dengan neraca perdagangan AS yang mengalami defisit yang semakin besar terhadap China.
"Di tengah tekanan kenaikan tarif barang-barang impor asal China hingga 25 persen untuk sekitar US$250 miliar, neraca perdagangan AS malah mencatatkan defisit yang melebar dan terutama defisit dengan China," ujar Lana.
Baca juga: Analis prediksi kemungkinan rupiah lanjut melemah. Pengaruh ricuh Pilpres?
Baca juga: Rupiah melemah dipicu aksi saling balas ancaman dagang AS-China
Pewarta: Citro Atmoko