Pekanbaru (Antarariau.com) - Anak keempat dari pasangan suami istri di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Sudirman (45) dan Erna Juwita (38), lahir tanpa tempurung kepala (anencephaly).
Bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Taufik lahir dalam kondisi sehat dengan berat 3,7 kilogram dan panjang 50 Centimeter (Cm) di Rumah Sakit Bina Kasih, Kota Pekanbaru.
"Kondisi anak saya sehat, sekarang masih dirawat di rumah sakit Bina Kasih," kata Sudirman kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan bayi berkulit putih yang saat ini dirawat dokter di dalam inkubator tersebut lahir pada Minggu (25/9) sekitar pukul 21.50 WIB.
Lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut di pelabuhan Sungai Duku, Pekanbaru itu mengatakan selama fase kehamilan, dirinya dan istrinya memang tidak pernah melakukan pemeriksaan kandungan. Karena memang ketiga anaknya yang lain terlahir dalam kondisi normal.
Gejala kelainan yang terjadi pada bayinya mulai diketahui setelah sang isteri akan melahirkan di bidan rujukan BPJS di Kelurahan Kampung Dalam, Senapelan, Pekanbaru.
"Tapi bidan bilang kalau isteri saya tidak bisa melahirkan di sana karena ada kelainan. Dan kami pun dirujuk ke Bina Kasih," katanya.
Ternyata, usai melahirkan diketahui anaknya tersebut lahir tanpa tempurung kepala (anencephaly). Dokter juga sempat mengatakan bahwa kemungkinan anak saya untuk hidup sangat kecil.
Untuk itu, saat ini hanya pasrah dan berdoa agar ada keajaiban dari Yang Kuasa, katanya.
Selain itu, hingga hari ini sejumlah pihak telah memberikan bantuan kepada keluarganya atas apa yang dihadapi saat ini.
Direktur RS Bina Kasih, dr Noorchalis Asnawi, M. Kes mengatakan hingga kini tim dokter masih merawat bayi tersebut. Namun, dia mengatakan tidak mengetahui secara persis kelainan yang dialami pasangan Sudirman dan Erna itu.
"Ini adalah kelahiran di luar kebiasaan. Kondisi bayi sekarang masih diatasi dan diberikan pertolongan. Cuma kita tidak tahu jelasnya karena itu tim dokter yang menangani," kata Asnawi.
Cukup disayangkan saat memberikan penjelasan, Asnawi tidak didampingi oleh tim dokter yang merawat bayi mungil itu karena sedang melakukan operasi pasien.
Ia hanya menambahkan bahwa RS Bina Kasih adalah RS dengan tipe C sehingga memiliki keterbatasan dari segi peralatan dan tenaga medis. Sehingga dokter punya kemungkinan untuk merujuk ke rumah sakit lain, dengan syarat kondisi bayi harus stabil.
Berita Lainnya
Balita tewas termutilasi usai dititipkan di TPA
09 December 2019 17:22 WIB
Bayi bermata satu di Siak meninggal dunia
21 September 2019 17:37 WIB
BPJS: Pendaftaran Bayi Sebagai Peserta Kini Tanpa Masa Tenggang
29 April 2016 20:36 WIB
Program Bayi Tabung Kembar Empat Di Surabaya Lahir Dengan Selamat
23 November 2016 9:55 WIB
Bayi "Raksasa" ini Lahir Selamat dengan Cara Normal
25 July 2014 19:23 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB