Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Riau mencatat kepadatan penduduk Riau mencapai 64 jiwa/km.
"Posisi ini bisa menggambarkan bahwa telah terjadi ledakan penduduk di daerah dijuluki provinsi kaya minyak itu," kata Kepala BP3AKB Provinsi Riau, Tengku Hidayati Effiza di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, kepadatan penduduk di Riau antara lain lebih dipicu oleh angka kelahiran total (total fertility rate atau TFR) Provinsi Riau sebesar 2,9 anak per wanita di atas TFR secara nasional yang sebesar 2,6.
Ia menyebutkan, tingginya angka kelahiran tersebut juga terbukti berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, tingkat kepesertaan ber-KB (CPR) modern di Provinsi Riau sebesar 54,1 Persen, dibawah rata-rata nasional sebesar 57,9 persen.
"Jika masalah ini dibiarkan berlarut maka dikhawatirkan menimbulkan masalah baru seperti kesenjangan sosial, kebutuhan akan pekerjaan serta kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, tingginya angka kelahiran tersebut tidak seimbang dengan upaya penyelesaian yang ditempuh antara lain akibat belum terbentuknya kelembagaan KB daerah pada kabupaten atau kota se-Provinsi Riau.
Selain itu, terbentuknya kelembagaan KB Daerah (BKKBD) kabupaten atau kota se- Provinsi Riau, semakin terbatasnya jumlah PLKB di masing-masing kabupaten atau kota, masih rendahnya jumlah tenaga paramedis yang punya sertifikasi pemasangan IUD, implant atau konseling, sosialisasi program generasi berencana (GenRe) bagi usia anak atau remaja, dan penggerakan KB masih kurang.
"Terkait dengan berbagai masalah tersebut pihaknya berencana menerapkan beberapa strategi seperti mendorong tingkat partisipasi akseptor KB melalui penggerakkan dan pemberdayaan seluruh masyarakat dalam program KB, meningkatkan kegiatan advokasi kepada instansi terkait guna mendapatkan dukungan pembiayaan," jelasnya.
Upaya selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan TOT, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui BKB, BKL, BKR dan sosialisasi program GenRe berikutnya penyebarluasan informasi dan publikasi program KB. ( Novri Yanti)