Buka Olimpiade PPKn di UNRI, Zulkifli Hasan Paparkan Keburukan Demokrasi

id buka olimpiade, ppkn di, unri zulkifli, hasan paparkan, keburukan demokrasi

Buka Olimpiade PPKn di UNRI, Zulkifli Hasan Paparkan Keburukan Demokrasi

Oleh Diana Syafni

Pekanbaru, (Antarariau.com)- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan membahas tentang demokrasi dari zaman reformasi pada acara pembukaan Olimpiade PPKN se Riau di Gedung serba Guna FKIP Universitas Riau.

“Setelah 19 tahun reformasi banyak yang sudah dicapai adik-adik mahasiswa bebas demo, bebas mengkritisi Presiden, MPR, DPR, kepala daerah, otonomi daerah juga” katanya.

Zulkifli Hasan yang akrab dipanggil Zulhas dalam acara tersebut menceritakan di ketika Bung Karno didepan pemimpin dunia mengatakan bahwa Indonesia tidak masuk sistem barat, demokrasi Indonesia juga tidak memakai sistem timur, Indoneisa punya demokrasi sendiri yaitu pancasila kata Sukarno saat itu sehingga mengundang decak kagum pemimpin dunia.

Zulhas menambahkan bahwa demokrasi zaman ini sudah condong ke barat bahkan lebih liberal. Kembali ia mengutip kata Bung Karno, demokrasi terang-terangan menang-menangan tidak sesuai dengan jati diri Indonesia.

"Kedaulatan rakyat ada di tangan rakyat harusnya diartikan untuk melayani rakyat, sekarang ini justru disalah artikan," ujar Zulkifli menambahkan.

Sejak reformasi, pemimpin daerah sampai presiden dipilih langsung oleh rakyat. Untuk mendapatkan kekuasaan bersaing secara terbuka, memakai cara-cara yang kurang tepat. Ini membuktikan bahwa sila keempat permusyawaratan dalam perwakilan, sudah tidak ditemukan lagi.

“Sekarang demokrasi bebas itu mahal, jadi Pemimpin DPR, Gubernur, Bupati yang terpilih yang punya sponsor. Meraka yang tidak punya duit tidak memimpin,” ujarnya

Demokrasi membelot ke dia yang punya modal. Siapa yang mengikuti pemilu ya harus punya modal. Tidak punya modal dan sponsor sulit menang.

Demokrasi seperti itu justru menciptakan kesenjangan social dan kemiskinan. Ketika kemiskinan dan pendidikan masih belum maksimal maka demokrasi akan menguntunkan kaum elit.

Kesenjangan itu terlihat dari perbandingan kemiskinan di Indonesia. Ia mencontohkan dua orang kaya mengusai tanah sama dengan tanah yang dimiliki 1000 orang di Provinsi Riau ini.