Wall Street Berakhir Turun Karena Data Ekonomi Lemah

id wall street, berakhir turun, karena data, ekonomi lemah

Wall Street Berakhir Turun Karena Data Ekonomi Lemah

New York, (Antarariau.com) - Saham-saham di Wall Street membalikkan keuntungan awal menjadi berakhir sedikit lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah para investor mencerna sejumlah laporan ekonomi suram.

Dow Jones Industrial Average turun 31,13 poin atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 17.792,68. Indeks S&P 500 kehilangan 2,58 poin atau 0,12 persen, menjadi berakhir di 2.086,59. Indeks komposit Nasdaq turun tipis 2,44 poin atau 0,05 persen, menjadi 5.102,48.

Total penjualan "existing-home" atau penjualan rumah tangan kedua atau rumah yang sebelumnya sudah dimiliki di AS jatuh 3,4 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,36 juta unit pada Oktober, turun dari 5,55 juta unit pada September dan gagal memenuhi konsensus pasar, Asosiasi Makelar Perumahan Nasional AS mengatakan Senin.

"Penjualan "existing home" melemah pada Oktober setelah naik ke level tertinggi kedua sejak 2007 pada September. Pasar perumahan telah memulihkan banyak kehilangan momentumnya tahun ini, dan kemungkinan akan mengakhiri tahun ini pada catatan kuat, meskipun biasa-biasa saja, di bulan-bulan mendatang," kata Sophia Kearney-Lederman, seorang analis ekonomi di FTN Financial.

Angka sementara Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS dari lembaga riset ekonomi Markit datang di 52,6, turun dari 54,1 pada Oktober. Angka tersebut menunjukkan peningkatan paling lambat dalam kondisi bisnis secara keseluruhan sejak Oktober 2013.

Sementara itu, Wall Street terus mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember oleh bank sentral AS. Harapan untuk kenaikan suku bunga pada Desember menguat setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Oktober.

Ekspektasi pasar juga didukung lebih lanjut ketika Kepala Cabang The Fed San Francisco, John Williams, pada akhir pekan yang mengatakan ada kasus kuat untuk The Fed mulai menaikkan suku bunga jangka pendeknya pada akhir tahun ini.

Dalam berita perusahaan, raksasa obat AS Pfizer Inc. dan Allergan PLC yang berbasis di Irlandia pada Senin mengumumkan kesepakatan penggabungan senilai sekitar 160 miliar dolar AS yang akan menciptakan perusahaan farmasi terbesar di dunia.