Presiden: Persaingan Antarnegara Makin Ketat

id presiden, persaingan antarnegara, makin ketat

 Presiden: Persaingan Antarnegara Makin Ketat

Jakarta, (Antarariau.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan persaingan antarnegara saat ini makin ketat sehingga Indonesia harus menyikapi dan menanggapinya dengan tepat.

"Saya ingin memberi gambaran betapa sekarang ini kompetisi antarnegara itu begitu sangat ketatnya," kata Presiden Jokowi ketika memberi pengarahan kepada alumni program pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) 2015 di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Presiden menyebutkan persaingan, gesekan dan benturan-benturan sangat terlihat sekali. Sekarang ini, sesuatu yang terjadi di suatu negara yang jauh dari Indonesia, berpengaruh terhadap Indonesia.

"Saya berikan contoh kemarin krisis ekonomi di Yunani, padahal sangat jauh sekali tetapi kita juga terkena imbasnya. Urusan yang berkaitan dengan penetapan suku bunga oleh The Fed(Bank Sentral AS,red) di AS juga mempengaruhi negara lain, depresiasi Yuan di China juga mempengaruhi rupiah kita," katanya.

Acara pertemuan itu semula terbuka untuk media, namun ketika Presiden baru beberapa menit menyampaikan pengarahannya, media diminta untuk meninggalkan ruangan.

Dalam kesempatan itu Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji mengatakan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) ke-20 dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) ke-53 tahun 2015 baru saja selesai mengikuti pendidikan dan menyandang alumni pendidikan itu.

"PPSA ke-20 berlangsung selama5,5 bulan dibuka 11 Mei dan berakhir 5 November 2015, sedangkan PPRA ke-53 berlangsung 7,5 bulan dibuka 3 Maret dan berakhir 29 Oktober 2015," kata Budi Susilo.

Ia menyebutkan jumlah peserta PPSA ke-20 sebanyak 79 orang terdiri atas para pejabat senior terpilih setingkat eselon I dan II yang besal dari TNI/Polri sebanyak 40 orang sedangkan 39 orang lainnya berasal dari kementerian dan lembaga, MA, Kejaksaan Agung, perguruan tinggi, BPK, Kadin, itprov, Komnas HAM, Komnas PA, partai politik, perbankan, Konsil Kedokteran Indonesia, ormas dan tokoh masyarakat.