Menjejak Langkah Indonesia Di Timur Tengah

id menjejak langkah, indonesia di, timur tengah

Menjejak Langkah Indonesia Di Timur Tengah

Oleh Panca Hari Prabowo

Jakarta, (Antarariau.com) - Lawatan Presiden Joko Widodo ke tiga negara di Timur Tengah pada awal September 2015 mendapat sambutan antusiasi dari berbagai pihak.

Sambutan itu tidak hanya dari pemerintah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar, namun juga kalangan usahawan di ketiga negara tersebut.

"Keakraban antara pimpinan negara yang dikunjungi Presiden luar biasa. Misalkan Raja (Arab Saudi-red), ingin mengundang Presiden setiap tahun bisa hadir ke Arab Saudi dan mengharapkan Presiden secara rutin membangun hubungan dengan Arab Saudi," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di sela-sela mendampingi Presiden saat melakukan kunjungan kenegaraan 11 September hingga 15 September 2015.

Sambutan hangat lainnya yang ditunjukkan tuan rumah adalah ketika Presiden tiba di Uni Emirat Arab, Abu Dhabi. Pramono Anung melukiskan bagaimana saat melakukan jamuan makan siang, Putra Mahkota Uni Emirat Arab menjamu Kepala Negara dan rombongan di sebuah rumah makan terbuka dan tanpa pengawalan khusus.

Bahkan dari tempat jamuan makan siang menuju tempat Presiden menginap, Putra Mahkota Uni Emirate Arab Mohammed bin Zayed al Nahyan menyetiri sendiri mobil yang mengantar Presiden Joko Widodo.

"Terus disetiri sendiri sama dia (putra mahkota-red), saya lihat (di dalam mobil-red) hanya berdua saja, ya sudah nggak apa-apa," kata Presiden Jokowi saat berbincang dengan sejumlah wartawan.

Tak berbeda jauh dengan di dua negara yang dikunjungi sebelumnya, saat mendarat di Doha, Qatar, Presiden juga mendapat sambutan khusus.

"Ini menunjukkan cara dan pola Presiden yang berkeinginan membangun lebih cepat saat kita menghadapi krisis. Ini bisa mendorong infrastruktur dan lainnya, langkah ini yang diambil oleh Presiden," kata Pramono Anung.

Rindu Dikunjungi

Presiden Joko Widodo sendiri gembira dengan sambutan yang diberikan tuan rumah tiga negara yang dikunjunginya. Dengan mitos bahwa dana permodalan dari Timur Tengah sulit untuk mengalir ke dalam negeri, Presiden seolah ingin mengetahui bagaimana sebenarnya harapan dan keinginan baik pengusaha maupun pemerintahan di kawasan itu terkait hubungannya dengan Indonesia.

Saat bertemu dengan para warga negara Indonesia yang menetap dan bekerja di Qatar, Presiden mengatakan kunjungannya ke Timur Tengah sebetulnya berangkat dari sebuah pemahaman bahwa Indonesia selama ini kurang serius dalam upaya peningkatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan itu, terutama di sisi ekonomi.

Presiden menceritakan bagaimana saat menghadiri acara pemakaman kenegaraan mantan PM Singapura Lee Kuan Yeuw beberapa waktu lalu, bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan bertanya mengapa investasi dari negara itu ke Indonesia belum banyak.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terkejut dengan jawaban pemimpin Qatar bahwa mereka sudah lama tidak dikunjungi.

"Waktu itu saya bilang, ya sudah saya akan berkunjung. Semula tidak percaya. Bahkan seminggu sebelum saya berangkat, saya kembali telepon. Saya bilang, Sheikh saya mau ke sana ya (Qatar-red), loh malah bilang bener ini? Ya saya bilang saja, bener," kata Presiden.

Bersambung ke hal 2...