Sambungan dari hal 1 ...
Pertemuan Maraton
Keseriusan para pemimpin di Timur Tengah yang dikunjungi Presiden Joko Widodo tampak dari antusiasme mereka mengirimkan pejabat setingkat menteri untuk bertemu dan berdiskusi dengan Presiden terkait kerja sama yang bisa dikembangkan.
Saat di Jeddah, dimana Presiden tinggal di Istana Raja Faisal, setidaknya sehari sebelum Presiden mengakhiri kunjungan di Arab Saudi, ada 13 pertemuan maraton yang dijalani Presiden untuk bertemu dengan menteri-menteri Arab Saudi, otoritas intelijen negara itu dan juga organisasi internasional yang bermarkas di Jeddah.
Presiden menerima secara berurutan Menhan Arab Saudi, Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi, Menteri Keuangan Arab Saudi, Menlu Arab Saudi dan Kepala Badan Intelijen Arab Saudi. Sebelumnya Presiden juga bertemu dengan Presiden Islamic Development Bank serta Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI).
Ketika tiba di Uni Emirat Arab pun demikian. Selain bertemu dengan kalangan pengusaha, Presiden selama di Abu Dhabi dan Dubai juga meninjau infrastruktur pengelolaan aluminium serta pengelolaan logistik yang akan dikembangkan juga di Indonesia.
Sementara di Qatar, tak kurang dari pertemuan dengan Emir Qatar, pimpinan Qatar Nasional Bank (QNB) hingga berbagai kalangan pengusaha lainnya untuk membahas bagaimana investasi di Indonesia.
"Ternyata baru dipahami, peran petinggi dan putera mahkota sangat menentukan. Bahkan saya mendengar dari Presiden ternyata hubungan kekerabatan di Arab ini kuat, makanya sejak kunjungan Presiden di Arab Saudi hingga Uni Emirate dan Qatar ini, terus mendapat sambutan yang hangat," tutur Seskab.
Rangkaian Kesepakatan
Untuk menindaklanjuti langkah-langkah pembicaraan yang sudah dicapai selama berada di Timur Tengah, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said untuk melakukan langkah lanjutan bersama tim kecil mewujudkan kerja sama yang telah disepakati.
Menteri ESDM Sudirman Said membentuk tim teknis untuk menindaklanjuti sejumlah hasil kerja sama dan investasi selama kunjungan Presiden Joko Widodo ke tiga negara Timur Tengah yakni Arab Saudi, UEA, dan Qatar.
"Presiden menugaskan untuk menindaklanjuti kerja sama investasi di Timteng dan ini suatu tugas yang berat, karena ada mitos dana dari Timteng sulit ke Indonesia," kata Sudirman Said di sela kunjungan Presiden Jokowi di Doha, Senin malam waktu setempat atau Selasa dini hari waktu Jakarta.
Sudirman menjelaskan beberapa kerja sama harus segera ditindaklanjuti dan memang diminta oleh Presiden agar tim segera menginventarisasinya.
"Sekarang tugas saya merealisasikan peluang itu. Konkret misalnya hari ini anak usaha PLN, PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali) tanda tangan perjanjian dengan Nebras. Proyeknya adalah membangun pembangkit listrik tenaga gas di Sumut dengan kapasitas 2x250 MW dan nilai proyek 750 juta dolar AS yang melibatkan Qatar dan Indonesia, melibatkan suplai gas," paparnya.
Sementara, lanjutnya, kerja sama kilang BBM dengan BUMN Arab Saudi, Saudi Aramco berupa optimalisasi kilang milik PT Pertamina di Cilacap, Balongan, dan Dumai senilai 11,5 miliar dolar.