Filipina Adalah Mitra Dan Sahabat Dekat Indonesia

id filipina, adalah mitra, dan sahabat, dekat indonesia

 Filipina Adalah Mitra Dan Sahabat Dekat Indonesia

Oleh Azis Kurmala

Jakarta (Antarariau.com) - Filipina dan Indonesia secara resmi menjalin hubungan diplomatik pada 24 November 1949 dengan pembukaan kantor Konsulat Filipina di Jakarta, sedangkan Indonesia mendirikan kantor perwakilannya di Manila.

Awal 1950-an, kantor kedutaan didirikan dan dipimpin oleh Duta Besar. Untuk melembagakan hubungan antara kedua negara, perjanjian persahabatan ditandatangani pada tanggal 21 Juni 1951.

Selama 65 tahun Indonesia dan Filipina menikmati hubungan bilateral yang hangat dalam semangat kekeluargaan. Hal itu tercermin dalam berbagai kesepakatan bersama dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral lainnya, termasuk di sektor maritim dan pertanian.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Presiden Indonesia Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Manila, Filipina, Ahad (8/2) hingga Senin (9/2).

Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia dengan Filipina sepakat untuk menjalin kerja sama dalam berbagai bidang.

Di bidang kerja sama ekonomi, kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen untuk mencapai target peningkatan dua kali lipat perdagangan Indonesia dengan Filipina pada tahun 2016.

"Kita juga ingin mengundang investasi di bidang maritim, perikanan, energi, serta mendorong kerja sama di bidang pertanian, perkebunan, farmasi, dan perdagangan antara BUMN kita," ujar Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Indonesia, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Filipina selama periode 2009-2013 mengalami tren peningkatan sebesar 10,9 persen. Pada periode tersebut Indonesia mengalami rata-rata surplus sebesar USD 2,6 miliar.

Sementara itu, selama periode Januari November 2014, total nilai perdagangan nonmigas mencapai USD 4,28 miliar, atau meningkat sebesar 1,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.

Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Filipina periode Januari-November 2014 sebesar USD 3,64 miliar dengan produk antara lain batu bara, mobil dan kendaraan bermotor, ekstrak dan konsentrat dari kopi dan teh, CPO dan produk turunannya, aksesoris dan "spare part"(onderdil) kendaraan bermotor, kertas dan karton, serta mesin-mesin cetak.

Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Filipina periode Januari-November 2014 sebesar USD 642,5 juta dengan produk penyumbang impor tersebut antara lain aksesori dan "spare part" kendaraan bermotor, mesin-mesin cetak, kabel insulasi dan konduktor, mesin pemroses data, serta helikopter.

Kedua kepala negara itu juga sepakat untuk segera memulai perundingan penetapan batas landas kontingen Indonesia-Filipina. Kedua negara telah menyelesaikan batas zona ekonomi ekslusif (ZEE) kedua negara.

Selain itu, untuk menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi di perbatasan saat ini, juga disepakati peninjauan kembali Perjanjian Lintas Batas dan Perjanjian Patroli Perbatasan Indonesia-Filipina pada 1975.

Dalam bidang kerja sama keamanan dan industri pertahanan, Jokowi menyambut baik rencana Filipina untuk membeli dua pesawat N212i dari PT Dirgantara Indonesia dan dua kapal Landing Platform Dock dari PT PAL.

Kedua presiden juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama maritim di bidang penanggulangan dan pencegahan "Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing".

Bersambung ...