Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Metrologi Riau dinilai tidak maksimal oleh Komisi C DPRD Riau karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas sehingga berdampak terhadap minimnya pendapatan pendapatan.
"Kita melihat potensi Pendapatan Asli Daerah dan juga melihat pelayanan yang diberikan oleh UPT ini. Kita simpulkan dari apa yang kita lihat banyak kekurangan yang memang harus dibenahi," kata Ketua Komisi C DPRD Riau, Aherson usai melakukan inspeksi mendadak ke UPT itu di Pekanbaru, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa UPT itu melayani tera, tera ulang, alat ukur, takar, dan timbang. Namun tidak maksimal kerena rekrutmen SDM yang rumit.
Pasalnya, kata dia, tenaga kerja yang dibutuhkan harus ada sertifikat tertentu yang dimiliki dari lembaga tertentu yang berwenang mengeluarkan sertifikat. Jadi, tidak bisa hanya Sarjana Teknik Industri saja.
"Saat ini hanya ada 13 pegawai yang dimiliki, idealnya harus ada sekitar 27 orang supaya bisa bekerja lebih maksimal," jelasnya.
Terkait pendapatan, Politisi Demokrat ini mengatakan bahwa pada tahun 2014 lalu UPT tersebut mendapatkan Rp447 juta atau melebihi dari target yang ditetapkan yakni Rp325 juta. Meskipun begitu, menurut dia pendapatan bisa lebih dari itu jika pekerjaannya dilakukan di seluruh Riau.
Berdasarkan keterangan UPT, tera dan tera ulang hanya dilakukan pada tiga atau empat kecamatan saja di satu kabupaten/kota. Padahal, dalam satu kabupaten rata-rata ada 12 kecamatan.