Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pertumbuhan jumlah pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) dalam tiga tahun terakhir mencapai 15 persen per tahun.
"Kondisi tersebut cukup tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya dimana pertumbuhan jumlah pelanggan masih di bawah 15 persen," kata Humas PLN Riau, Nasri di Pekanbaru, Kamis.
Terlebih, demikian Nasri, hal itu tidak diimbangi dengan penambahan pembangkit listrik sehingga beban kebutuhan energi terus mencapai puncaknya.
Untuk saat ini, kata dia, satu-satunya pembangkit yang tengah digesah pengerjaannya untuk segera beroperasi baru Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan Raya dengan kapasitas 2x100 Mega Watt (MW).
Informasi terakhir, realisasi pembangunan PLTU 2×100 Tenayan Raya yang baru dalam tahap pembersihan dan penimbunan lahan saat ini sudah mencapai lebih 80 persen.
Sejauh ini pembangunan yang diawali dengan pembersihan dan penimbunan lahan seluas 40 hektare itu dikabarkan tidak ada masalah dan diharapkan kedepannya pembangunan dapat berjalan lancar.
Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Riau ketika masih dijabat Syahrial Abdi, menyatakan, proses pembangunan akses jalan menuju PLTU tersebut juga telah mulai dibangun.
PLTU Tenayan Raya merupakan solusi untuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Riau, selain adanya bantuan dari pembangkit lain di Riau, seperti misalnya PLTU diKabupaten Indragiri Hilir (Inhil) berkapasitas 2X7 MW.
PLTU Tenayan Raya 2x110 MW rencana akan mulai beroperasi dan masuk ke dalam sistem interkoneksi bulan Agustus 2014 unit pertama sebesar 1x110 MW.
Sedangkan unit ke dua ditargetkan selesai dan masuk sistem interkoneksi tiga bulan berikutnya atau di November 2014.
"Namun kondisinya berbeda, dan kemungkinan akan kembali diundur jadwal operasi karena berbagai kendala," kata Nasri.
PLN WRKR menargetkan sampai akhir tahun 2016 akan ada daya baru sebesar 2.000 MW yang berasal dari sejumlah pembangkit listrik yang ada di Riau.
Seperti penambahan pembangkit di Teluk Lembu, Jalan Tanjung Datuk, Pekanbaru dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Duri, Kabupaten Bengkalis yang diperkirakan mampu menghasilkan daya sebesar 136 MW.
Kemudian yang akan masuk ke sistem interkoneksi yakni pembangkit yang sedang dalam tahap pembangunan di Rawa Minyak, pembangkit di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, pembangkit di Pranap, Kabupaten Indragiri Hulu dan di Kota Dumai.
Sesuai kontrak kerja, pembangunan tahap pertama untuk unit PLTU 2x110 MW memakan waktu selama 30 bulan dan menghabiskan biaya sekitar Rp1,31 triliun yang bersumber dari PLN dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah.