Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Riau mengandeng perusahaan jasa Rajamice untuk menggelar ajang pameran industri pawisata atau travel fair yang bertujuan untuk memperkenalkan Riau dan pertemuan antara pelaku bisnis selama pameran.
"Sengaja kita gandeng rajamice ini karena punya pengalaman internasional dengan memiliki patner dari luar negeri agar bisa ditarik dan dari seluruh Indonesia untuk pameran disini. Disamping acara ini dibuat untuk mempertemukan business to business," ujar Ketua Asita Riau Ibnu Mas"ud di Pekanbaru, Kamis.
Pameran pariwisata bertajuk Asita Travel Fair Riau 2014 dilansungkan di Ska Co Ex atau samping Swiss Belinn Ska Pekanbaru yang berada di Jalan Soekarno-Hatta pada 4-6 April yang diperkenalkan pihaknya bersama Chief Executive Officer Rajamice Panca R Sarungu kepada pelaku industri pariwisata di Riau.
Menurut Ibnu, acara tersebut digelar merupakan salah satu cara Asita Riau memperkenalkan Riau di mata nasional dan dunia internasional dengan mengundang peserta dari seluruh Indonesia dengan menhadirkan pertemuan para palaku bisnis yang mengambil momen palantikan gubernur Riau yang baru.
Pihak rajamice akan menyediakan 112 stand yang dijual dengan harga terjangkau kepada pelaku industri pariwisata baik pemilik travel, pihak hotel, maskapai penerbangan dan lain-lain baik di dalam negeri maupun negeri jiran Malaysia, Singapura dan Thailand.
Asita Riau juga mengundang pemerintah daerah di Riau yang memiliki objek pariwisata seperti Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Bengkalis, kemudian dari perwakilan hotel-hotel dan agen travel yang berada di Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
"
Biasanya dalam dunia pariwisata sekali datang. semuanya bisa bertemu dan lansung jadi mengambil keputusan. Jadi bukan hanya sekedar pameran saja, melainkan pertemuan pelaku bisnis atau business to business," katanya.
Panca R Sarungu mengatakan pihaknya meyediakan stand masin-masing ukuran 2x2 meter dan 3x3 meter dengan harga yang terjangkau dibanding pelaksanaan travel fair yang diadakan oleh organisasi para pelaku industri pariwisata yang bernaung di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Saat ini wisata di Indonesia dipandang orang bukan lagi sebagai gaya hidup mereka yang memiliki duit, melainkan sudah menjadi kebutuhan hidup. Seperti orang Riau yang terkenal kaya dari hasil perkebunan kelapa sawit dan membelanjakan duitnya denga berwisata," katanya.