BI Riau rekomendasikan empat penanggulangan inflasi sambut Ramadan

id Bi riau, sembako riau, inflasi riau

BI Riau rekomendasikan empat penanggulangan inflasi sambut Ramadan

Penjual sembako di Riau. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah Riau merekomendasikan empat penanganan sistematis untuk menanggulangi masalah inflasi setempat guna menyambut Ramadan tahun ini.

"Menghadapi tekanan inflasi khususnya yang bersumber dari komoditas pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) merumuskan kebijakan pengendalian yang mencakup empat aspek (4K), yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif," kata Kepala BI Riau Muhamad Nur di Pekanbaru, Sabtu.

Dikatakan Muhamad Nur, berdasarkan pemantauan Bank Indonesia dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wilayah itu, kecenderungan alami kenaikan harga komoditas pangan, pada minggu pertama Maret 2023.

"Beberapa komoditas tersebut di antaranya beras, cabai merah, daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang putih," katanya.

Ia merinci untuk pertama yang bisa dilakukan, penguatan dan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik intra maupun antar provinsi,ini terus dibangun dan dikoordinasikan.

"Persiapan ini dalam upaya memitigasi risiko lonjakan harga pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1444 Hijriah yang jatuh pada minggu terakhir April 2023," katanya.

Lalu selanjutnya poin kedua , melalui peningkatan produksi pangan lokal lewat inovasi gerakan tanam (khususnya replikasi program digital farming dan program urban farming).

"Kemudian penyelenggaraan pasar murah untuk langsung menyasar masyarakat di wilayah yang sulit akses pasar," katanya.

Hal yang tidak kalah penting hal yang perlu dilakukan yakni, pemantauan harga dan ketersediaan pasokan pangan di pasar dan distributor besar secara intensif, bekerjasama dengan satgas pangan.

Memperkuat komunikasi dan koordinasi antar Tim PenhendaliInflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Riau. Memperkuat komunikasi kebijakan pengendalian inflasi ke masyarakat melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM).

"Pelaksanaan mapping rantai nilai, mulai dari petani hingga pedagang akhir," katanya.

Pemberian bantuan berupa alat dan sarana pertanian untuk mitra/kelompok tani binaan.

Digitalisasi data dan informasi pangan di Riau, terutama untuk komoditas-komoditas pangan yang sering menjadi penyumbang inflasi tertinggi.

Dia berharap langkah-langkah strategis yang telah disusun tersebut diharapkan mampu menjaga laju inflasi Riau sepanjang tahun, sehingga target inflasi pada rentang 3%+1% (yoy) dapat tercapai.

"Dengan demikian, inflasi mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat umum. Keberhasilan strategi pengendalian inflasi Riau tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kolaborasi, koordinasi, dan sinergi antar TPID," katanya.