Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bisnis jasa perhotelan yang ada di Riau belum menaikan tarif sebagai dampak pemberlakuan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang naik dari Rp4.500 per liter menjadi Rp5.500 untuk solar dan Rp6.500 untuk premium.
"Sampai hari ini, kami belum mengadakan rapat kenaikan tarif hotel setelah harga BBM naik, kemungkinan baru dilakukan pada awal Juli nanti," kata Caretaker Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Ondhi Sukmara, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Lebih lanjut ia mengatakan, awal Juli merupakan momen yang tepat karena akan memasuki awal bulan puasa atau bulan suci Ramadhan yang diperkirakan jatuh pada tanggal 9 atau 10 Juli 2013.
Tapi kenaikan tarif kamar hotel untuk satu malam berkisar antara 15 sampai 20 persen dari harga yang berlaku seperti sekarang ini, dengan mencontohkan hotel bintang tiga di Pekanbaru saat ini paling murah di harga Rp350 ribu.
"Kalau naik 15 persen atau sebesar Rp52.500, harganya menjadi Rp402.500 per malam. Mungkin ada hotel yang naik sekitar 16 persen, kemudian 17 persen, sampai 18 persen. Ancar-ancarnya seperti itu," ucapnya.
Manager Public Relation Premier Hotel Pekanbaru Eva Susanti mengatakan, untuk saat ini manajemen belum menaikan tarif dan masih memberlakukan tarif lama sebesar Rp600 ribu per kamar.
"Kami hotel dengan pelayanan bintang lima, jadi harga Rp600 ribu per malam untuk satu kamar sudah wajar. Sampai hari ini belum ada informasi tentang kenaikan harga dari grup Premier Hotel," katanya.