Pekanbaru, (antarariau.com) - Peristiwa alam seperti hujan badai disertai kilat dan petir akhir-akhir ini kerap melanda Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Bahkan akibatnya, dua warga tewas dan tiga lainnya mengalami luka bakar.
Bagaimana proses terjadinya petir? Seorang ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, menjelaskan, bahwa petir terjadi karena perbedaan potensial muatan antara awan dan bumi, atau awan dengan awan lainnya.
Muatan pada awan itu terjadi karena awan bergerak terus menerus secara teratur hingga tertumpu pada kawasan yang disebut sebagai daerah tekanan rendah.
Selama pergerakan itu, demikian Warih, awan akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi. Sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya dimana hal demikian terjadi sebelum awan kemudian menghasilkan hujan di suatu kawasan.
Awan menurut ahli merupakan partikel yang terdiri dari jutaan butiran air dan es beku di udara. Selama proses interaksi, butiran air berbenturan dengan awan lain yang sedang kembali mencair atau disebut kondensasi mengarah ke atas.
Benturan itu yang kemduian menurut dia mengakibatkan muatan negatif atau disebut elektron terjatuh hingga menyentuh permukaan bumi.
Elektron tersebut terkumpul di bagian bawah memberikan muatan negatif dan awan yang naik yang kehilangan elektron, membawa muatan positif ke bagian atas hingga terkadang mendatangkan badai serta menimbulkan "ledakan" keras bercambur energi seperti listrik seperti petir yang bisa menjangkau bumi.
Untuk menghindari bahaya petir, Warih memberikan beberapa solusi terbaiknya. Sulusi yang pertama dan paling sederhana namun cukup efektif adalah metode "Sangkar Faraday".
Metode ini merupakan upaya melindungi arena tertentu dari "serangan" petir dengan menaunginya dengan pemanfaatan konduktor yang kemudian dihubungkan secara langsung ke bumi atau tanah.
Semisal, sebuah rumah dengan bangunan cukup tinggi, maka sebaiknya titik-titik tertentu seperti sambungan arus listrik di rangkaikan dengan sebatang besi yang kemudian ditanamkan ke dalam tanah.
Tempat pembumian ini berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor dari tembaga ke batang pembumian yang tertanam di dalam tanah.
Solusi kedua adalah dengan tidak menyalakan perangkat elektronik seperti handphone saat terjadi hujan di sertai petir. Hal itu karena petir akan mencari sumber senyawa seperti energi magnet serta jaringan satelit yang aktif.
Semoga bermanfaat...!
Berita Lainnya
Berikut cara cek hasil UTBK-SBMPTN 2022, catat tanggalnya
03 June 2022 18:52 WIB
Berikut ini cara memilih alat pengukur tekanan darah yang baik
01 March 2021 15:22 WIB
Berikut 6 cara agar tidak dehidrasi, kata ahli nutrisi selebritas Hollywood
12 August 2019 12:28 WIB
Berikut ini cara memanfaatkan ponsel lama yang masih bagus
10 August 2019 15:46 WIB
Alasan anak-anak mudah terkena flu dan berikut ini cara mencegahnya
05 July 2019 16:49 WIB
Berikut tips Cara menghindari godaan Junk Food menurut studi
23 January 2019 10:03 WIB
WhatsApp Sungguhi Membuat Sticker Pribadi, Berikut Cara Membuatnya
11 November 2018 22:30 WIB
Waspada Gula Darah, Yuk Cobain Tiga Cara Berikut
06 November 2017 9:20 WIB