Melihat Pertiwi PHR di Hari Ibu

id Pertiwi, phr,Hari, ibu

Melihat Pertiwi PHR di Hari Ibu

Kaum jurnalis perempuan dan Pertiwi PHR saat kunjungan di area kerja pengeboran sumur di Duri. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Mungkin kita membayangkan untuk bekerja di industri minyak dan gas bumi (migas), hanya didominasi oleh kaum laki-laki, namun kenyataannya tidak untuk perusahaan Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Bahkan para wanita atau disebut Pertiwi untuk lingkungan kerja PHR ini tidak mau kalah. Dominasi kaum pria tidak menyurutkan semangat dan dedikasi dua perempuan tangguh yakniFiana Amanda Sari dan Wulan Sary.

Komitmen untuk memberikan yang terbaik di dunia kerja dan di keluarga, membuat keduanya berhasil mencapai kinerja yang mumpuni demi mendukung operasi migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola Pertamina Hulu Rokan (PHR).

"Saya beruntung memiliki keluarga, atasan dan rekan-rekan kerja yang mendukung pekerjaan saya," kata Fiana Amanda Sari, yang biasa dipanggil Adhe, di Duri, Rabu.

Fiana, Team Manager IT Service Management, merupakan salah satu pimpinan tim Information Technology (IT) di PHR yang sudah bekerja di WK Rokan lebih dari 20 tahun.

Melalui peran mereka di tim masing-masing, Fiana dan Wulan memberikan kontribusi besar dalam proses alih kelola WK Rokan dari operator sebelumnya PTChevron Pacific Indonesia (PT CPI) ke PHR.

Transisi infrastruktur, sistem, perangkat dan aplikasi IT yang mulus, selamat dan andal merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses alih kelola sebuah wilayah kerja migas terutama WK Rokan yang luas wilayahnya lebih dari 6.000 km2, memiliki belasan ribu sumur pada lebih dari 100 lapangan aktif.

Tidak kalah penting adalah peran Fiana dan timnya dalam menyusun dan mengimplementasikan program Pengelolaan Perubahan (Management of Change) IT agar seluruh pengguna (user) mendapatkan informasi yang tepat, akurat, lengkap dan menyeluruh serta menyiapkan para user untuk menghadapi perubahan perangkat, aplikasi dan jaringan IT sebagai dampak dari proses transisi.

Pasca alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus lalu tidak menyurutkan aktivitas kerja dan operasi. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Fiana dan Wulan dengan timnya untuk melanjutkan proses transisi.

"Kami terus memantau untuk memastikan setiap user tidak mengalami kendala dalam menggunakan jaringan, aplikasi atau perangkat IT pasca transisi," kata Fiana dengan antusias.

Hal yang sama diakui Wulan, menjadi pekerja perempuan di tim Drilling & Completion (D&C), yang hanya sekitar 10% dari populasi.

"Ini malah membuat kami terlihat stand out," kata Wulan Sary Pjs Rig Superintendent (Team Manager) Rig WOWS Heavy Oil.

Sejumlah pencapaian tim IT untuk menyokong alih kelola WK Rokan, diantaranya, membangun jaringan transisi dan lebih dari 25 sistem infrastruktur IT yang terhubung dengan jaringan transisi tersebut, menyelesaikan transfer data berkapasitas 282 TB, dimana 220 TB adalah data Geology & Geophysics (G&G), menyelesaikan transisi 198 aplikasi kritikal dan lebih dari 600 perangkat pendukung.

Tugas penuh tantangan juga diemban Wulan dan tim D&C. Dengan rencana pengeboran agresif yang dicanangkan PHR, seluruh tim bekerja keras untuk mencapai target pengeboran sumur baru guna peningkatan produksi minyak WK Rokan tahun ini.

Wulan, yang sudah berkarya di WK Rokan selama 14 tahun, menuturkan tahun 2021 dan 2022 akan menjadi tahun ramping up yang sangat sibuk bagi tim D&C dan mitra kerja.

"Saat ini, jumlah sumur yang dibor sudah lebih dari 120 sumur. Sementara di tahun 2022, diperkirakan 500 sumur baru akan dibor," katanya.

Sementara di lapangan, meningkatnya jumlah aktivitas pengeboran menambah semangat kerja.

"Sampai dengan akhir tahun ini, kami akan kedatangan tambahan dua rig pengeboran dan tiga rig workover/well service (WO/WS), sehingga total ada 16 rig pengeboran dan 29 rig WO/WS," kata Wulan.

Pertamina, sebagai induk perusahaan PHR, memiliki sejumlah program pengembangan sumber daya manusia, termasuk khusus untuk pekerja perempuan. Pertamina memiliki komitmen untuk terus meningkatkan keterwakilan pemimpin perempuan di seluruh fungsi kerja, salah satunya melalui program 'Pertiwi Pertamina' yang mengusung motto 'Tangguh, Inspiratif, Wibawa dan Integritas'.

Lingkungan yang kondusif dan sistem pendukung merupakan dua kunci utama bagi pekerja perempuan seperti Fiana dan Wulan untuk dapat bekerja memberikan kinerja terbaik.

"Selama bekerja, saya tidak pernah merasa menjadi kelompok minoritas. Rekan kerja laki-laki menunjukkan rasa hormat dan menghargai saya, baik saat saya bertugas di lapangan pengeboran dan di kantor. Saya tidak merasa berbeda dengan mereka. Semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi," kata Wulan.

Perlakuan hormat dan kesempatan yang setara di tempat kerja merupakan pengejawantahan nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), khususnya menghargai keberagaman dan inklusi. Untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh pekerja, Pertamina mengimplementasikan kebijakan Zero Harassment dan Respectful Workplace.

"Kebetulan suami saya juga bekerja di industri migas. Kami memastikan bahwa salah satu dari kami ada di rumah bersama anak-anak, ketika satunya bertugas ke lapangan," tukas Wulan.